Di Simposium Waspada PKI, Panglima Paparkan Cara Amankan Pancasila dari Komunis

Di Simposium Waspada PKI, Panglima Paparkan Cara Amankan Pancasila dari Komunis

Bisma Alief - detikNews
Kamis, 02 Jun 2016 11:57 WIB
Foto: Panglima TNI (Bisma Alief/detikcom)
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan cara mengamankan Pancasila dari komunis. Gatot meminta masyarakat jangan terpaku pada hal ambigu.

"Jangan terpaku pada hal ambigu, waspada harus," ujar Gatot saat menghadiri Acara Simposium bertajuk Mengamankan Pancasila dari Ancaman PKI dan Ideologi Lain di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/6/2016). Hadir dalam acara itu mantan Menko Polhukam Tedjo Edi Purjiatno dan mantan Menhub Agum Gumelar.

Menurut Gatot, komunis muncul saat kritis pada awal merdeka dari Belanda. Pada tahun 1965, komunis melakukan pembantaian diawali krisi ekonomi dan kesenjangan sosial serta kepercayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komunis seperti setan diam-diam muncul. Di Eropa proses menuju atheis terjadi. Diawali dengan menjual gereja untuk properti. Tiap taun gereja kehilangan 60 ribu jemaah. Kalau sudah atheis lalu komunis. Nggak terlihat tapi proses ini terjadi. Itu bisa terjadi di negara kita," terangnya.

Nasionalisme masyarakat, lanjut Gatot, bila diusik maka akan bangkit. Cara mengusiknya yakni tempat berkumpul dihilangkan pelan-pelan.

"Kekerabatan mulai diputus dan gotong royong dihilangkan," tutur dia.

Karena itu, Gatot meminta masyarakat mulai sekarang berhenti mencari-cari perbedaan. Mulailah bermusyawarah yang dapat menciptakan keadilan sosial.

Kesimpulannya, Gatot bangga para purnawirawan masih bersikap ksatria dan patriotisme. Apapun perbedaan mereka harus bersatu untuk menyejahterakan rakyat.

"Kalau kita sejahtera apapun ideologi di luar Pancasila nggak akan masuk. Seharusnya bersatu utamakan berkarya," ucap Gatot. (nwy/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads