Tidak Ada Kasur, Begini Penampakan Ruang Kerja Anggota DPR

Tidak Ada Kasur, Begini Penampakan Ruang Kerja Anggota DPR

Elza Astari Retaduari - detikNews
Kamis, 02 Jun 2016 09:37 WIB
Ruang kerja anggota DPR (Foto: Elza Astari/detikcom)
Jakarta - Kantor pimpinan DPR menjadi sorotan masyarakat usai Wakil Ketua DPR Fadli Zon memposting foto ruang kerjanya yang memperlihatkan adanya kasur. Berbeda dengan ruang pimpinan DPR yang memiliki kasur, ruang kerja anggota punya penampakan berbeda.

Jika kantor pimpinan DPR ada di Gedung Nusantara III, ruangan kantor para anggota DPR berada terpusat di Gedung Nusantara I, Kompleks Senayan, Jakarta Pusat. Luasnya pun sangat berbeda.

Baca Juga: Melongok Ruang Kerja Fadli Zon yang Dilengkapi Sofa, Kasur dan Kursi Pijat

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti ruangan kantor anggota Fraksi PKB, Daniel Johan yang berada di Lantai 19 Gedung Nusantara I. Luasnya tak lebih dari 20 meter persegi. Ketika dikonfirmasi apakah Daniel mengetahui soal adanya ruang untuk tidur bagi pimpinan DPR, ia mengaku tidak mengetahuinya.

"Oh ya? Ada (tempat tidur di ruang pimpinan DPR) ya? Saya malah nggak tahu. Nggak pernah lihat," ujar Daniel saat detikcom bertandang ke kantornya, Rabu (1/6/2016) petang.

Ruang kerja anggota DPR (Foto: Elza/detikcom)


Daniel mengaku hanya baru sekali masuk ke ruangan pimpinan DPR. Yakni ke ruang Ketua DPR yang kala itu masih dijabat oleh Setya Novanto. Namun itu hanya di ruang tamunya saja. Ia sebenarnya sudah sering datang ke Gedung Nusantara III, namun hanya masuk ke ruang rapat pengganti Bamus.

"Biasanya cuma ke ruang bamus. Sama sekali belum pernah kalau ke ruangan Pak Fadli," kata dia.

Ruang Fadli Zon sendiri hampir empat kali lebih besar dibanding ruangan Daniel maupun ruang kantor anggota DPR lainnya. Di dalam kantor Fadli, terdapat ruangan khusus untuk beristirahat yang isinya ada tempat tidur, lemari, meja makan, dan ruangan khusus untuk salat.

Ruangan anggota DPR hanya sedikit lebih besar dibanding ruang istirahat pimpinan DPR. Jika di ruangan pimpinan DPR memiliki kamar mandi sendiri, Daniel cs harus berbagi dengan anggota DPR lainnya yang berada di satu lantai.

Ruangan untuk staf (Foto: Elza/detikcom)


Jangankan untuk bisa menempatkan kasur, ruangan Daniel pun harus dibagi dua dengan sekat untuk tempat bekerja lima stafnya. Di bagian tempat para staf bekerja, tumpukan dokumen dan peralatan kerja seakan sudah memenuhi ruang yang sempit itu. Apalagi jika kelima staf harus bekerja di saat bersamaan. Tak ada ruang gerak yang cukup.

"Ya mereka terpaksa gantian kalau mau bekerja. Atau yang satu masuk ke dalam ruangan saya. Di sini udah semua-semua, ruang tamu juga jadi satu dengan ruang kerja," tutur Daniel.

Baca Juga: Ramai Kasur di Ruang Kerja DPR, Fadli Zon: Dari Zaman Bung Karno Sudah Begini

Daniel dan beberapa anggota F PKB pun harus 'menebeng' kantor di lantai Fraksi PAN. Sebab di lantai Fraksi PKB, mereka kekurangan ruangan. Sehingga menurutnya agak. cukup merepotkan ketika ada rapat fraksi yang mengharuskan semua anggota untuk kumpul.

"Ada yang di lantai 19, sebagian di 21, sebagian di 14. Aslinya Fraksi PKB di 18. PAN punya dua lantai, karena dia anggotanya yang masuk di DPR berkurang dan kita bertambah, akhirnya sebagian ditampung di sini," ungkap Daniel.

Menurut Wasekjen PKB ini, soal perbedaan ruangan yang cukup jauh antara pimpinan dan anggota DPR agak tidak adil. Sebab di saat anggota DPR harus berbagi kantor dengan lima orang stafnya di ruangan yang kecil, ruangan pimpinan DPR bisa leluasa bergerak bebas dan meletakkan banyak koleksi barang pribadi.

"Nggak adil ya, karena lihat saja ruangan anggota seperti ini. Untuk simpen dokumen aja susah, sampai kita bawa ke rumah. Kalau sudah mau butuh jadi repot karena harus ambil dulu. Ini dindingnya juga dari triplek, jadi orang ngomong dari ruangan sebelah kita bisa dengar," beber dia.

Ruang kerja anggota DPR (Foto: Elza/detikcom)


Selain itu, sisi keamanan Gedung Nusantara I menurut Daniel sudah tidak ideal lagi. Untuk lebih dari 500 anggota DPR, lift yang tersedia hanya dua. Belum lagi untuk staf yang mana setiap anggota DPR memiliki masing-masing lima staf.

"Untuk bangunan sini soal keamanan kurang, sudah melebihi kapasitas. Lift kita harus antre lama, rebutan. Pernah staf saya kejebak di lift juga. Udah nggak bagus keamanannya," kata Daniel.

Sebenarnya di Gedung Nusantara I masih ada dua lift tambahan yang biasanya digunakan untuk pegawai maupun tamu. Namun sama seperti yang disampaikan Daniel, kondisinya cukup rawan dan perlu mengantre lama bahkan tak jarang berebutan. Sangat berbeda dengan lift untuk pimpinan DPR, pimpinan DPD, dan pimpinan MPR di Gedung Nusantara III.

Untuk itu menurut Daniel, dibanding membuat perpustakaan dengan nilai fantastis seperti yang telah direncanakan, lebih baik dana dialokasikan untuk membangun kantor bagi anggota DPR. Tidak perlu terlalu besar ataupun mewah, namun ideal.

"Bangunan yang lain nggak perlu, ada yang lebih urgent. Buat perpustakaan biasa aja. Atau perpustakannya online aja. Yang penting bisa akses, kalau mau print ada," tukas Wakil Ketua Komisi IV tersebut.

"Ruang kerjanya yang penting, mewah sih kita nggak butuh. Bisa untuk simpan dokumen, buat ngetik. Ini staf mau ngetik rebut-rebutan. Ruang kerja yang bisa menunjang kinerja jadi lebih optimal," lanjut Daniel.

Kasur di ruangan Fadli Zon (Foto: Elza/detikcom)


Lantas seberapa ideal luas bangunan bagi anggota DPR?

"Idealnya dua kali ini. 50 meter persegi kali ya. Soalnya kan dipakai untuk sama-sama dengan staf dan simpan dokumen. Ini kita ruang tamu aja harus gabung dengan ruang kerja. Untuk ruangan salat nggak ada. Untungnya ini lantai musala," jawab Daniel.

(elz/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads