"Kondisi korban benar-benar mengenaskan. Dia trauma berat, lilung, takut melihat orang. Badannya penuh luka," kata Kanit Polsek Siak Hulu, Kab Kampar, AKP Rino Handoyo, SH dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (1/6/2015).
Rino menjelaskan, bahwa awalnya korban ini ditemukan di sekitar Polsek Siak Hulu tiga pekan lalu. Ketika ditemukan warga, kondisi korban sangat lemah sekali. Berbicara pun sudah tak berdaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dialog sedikit sulit untuk dilakukan, kata Rino, karena korban susah berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Tapi paling tidak, pihak kepolisian mulai mengetahui apa yang dialami korban selama ikut majikannya.
"Korban ini jelas mengalami penganiyaan berat. Punggungnya kita duga ada bekas setrika," kata Rino.
Namun pihak kepolisian sendiri, kata Rino, belum bisa menarik benang merah siapa majikannya. Terlebih korban sendiri menyebut tidak mengetahui di mana lokasi rumah majikannya.
"Ya mungkin bisa jadi majikannya ada di Pekanbaru yang berbatasan dengan wilayah hukum kami. Kita duga, korban ini sengaja dibuang di wilayah kami," kata Rino.
Terkait kasus penganiayaan PRT ini, pihak kepolisian menggandeng Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Bantuan dan Peduli Anak Riau (LBPAR). Menurut Ketua LBPAR, Rosmaina yang kini mendampingi korban, bahwa pihaknya hari ini akan berkoodirnasi dengan paguyuban keluarga dari NTT yang ada di Riau.
"Kita akan coba menghubungi paguyuban asal NTT. Sebab, korban memang sangat susah berkomunikasi dengan bahasa Indonesia," kata Rosmaina. (cha/rvk)











































