"Atas nama Pimpinan dan Anggota MPR, dengan penuh bangga dan perasaan suka cita, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Saudara Presiden Republik Indonesia, Bapak Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Jokowi, Presiden Republik Indonesia ke-5, Ibu DR (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri, dan tamu undangan lainnya, atas kehadiran dan perhatiannya menyambut hari yang bersejarah ini," kata Zulkifli membuka pidato sambutannya di peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/6/2016).
Zulkifli menuturkan, Peringatan Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 oleh MPR, adalah cara bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya memberikan penghargaan terhadap karya besar Bung Karno. Juga karya para pendiri bangsa lainnya, yang telah meletakkan landasan yang kokoh bagi berdirinya Indonesia merdeka yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur (semua untuk semua).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketum PAN ini menambahkan, sebagai sebuah ideologi, Pancasila harus terus dijaga, dirawat, agar nilai-nilainya "membumi dan membunyi" dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan politik, ekonomi, hukum, pertahanan keamanan, sosial dan budaya kita haruslah berdasarkan Pancasila.
Zulkifli kemudian menyitir sebuah jajak pendapat tentang Pancasila dan hasilnya cukup menggembirkan.
"Berita gembiranya, setuju atau tidak setujukah anda Pancasila sebagai dasar negara sudah bersifat final? Setuju 95,8%, tidak setuju hanya 3,2%, tidak menjawab 1%. Penanaman nilai-nilai Pancasila diajarkan lagi di sekolah sekolah dan di mana-mana? Setuju 99,2%, hampir 100%," kata Zulkifli membacakan hasil jajak pendapat di salah satu media.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Zulkifli minta izin untuk membacakan puisi berjudul 'Republik Indonesia' sebagai berikut:
REPUBLIK INDONESIA
Abadilah Republik Indonesia
Untuk Selama-lamanya,
Yang dilindungi tumpah darah
Benua kepulauan yang indah,
Antara cakrawala langit yang murni
Dengan bumi tanah yang sakti.
Di samping teman di hadapan lawan
Negara berdiri ditakdirkan Tuhan,
Untuk keselamatan seluruh bangsa
Supaya berbahagia segenap ketika;
Berbudi setia, tenaga Merdeka
Dengan menjunjung kedaulatan Negara.
Di atas abu negara kedua
Kami membentuk negara ketiga,
Diiringkan lagu Indonesia Raya;
Di bawah kibaran bendera bangsa,
Di sanalah rakyat hidup berlindung,
Berjiwa merdeka, tempat bernaung.
Kami bersiap segenap ketika,
Dengan darah, jiwa dan raga,
Membela negara junjungan tinggi
Penuh hiasan lukisan hati.
Melur-cempaka dari daratan
Awan angkasa putih kelihatan
Buih gelombang dari lautan.
Hati yang mukmin selalu meminta
Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Supaya Negara Republik Indonesia;
Kuat dan kokoh selama-lamanya
Melindungi rakyat, makmur selamat,
Hidup bersatu di laut-di darat.
"Saya mengajak, mari kita bersama-sama untuk mewujudkan janji-janji kebangsaan kita menjadi budaya dan perilaku hidup kita sehari-hari," tutup Zulkifli. (van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini