Pria yang juga menjabat sebagai Kepala BNP2TKI itu menyebut bahwa ada perubahan signifikan di tubuh Golkar. Nusron kini dipilih sebagai Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I (Sumatera dan Jawa).
"Kita ada change dan kesempatan untuk recovery. Sisi baik dari kepengurusan ini adalah mau dan berani akomodir tokoh-tokoh kritis dan tokoh pembaharu Partai Golkar. Terutama yang berani mengkritisi Partai Golkar manakala dianggap tidak tepat dalam mengambil kebijakan," ungkap Nusron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Relatively pasukan pemenangan pemilu terutama yang ada di Indonesia I yaitu di Sumatera dan Jawa, saya senang banyak didominasi tokoh-tokoh pemuda," kata Nusron.
"Yang selama ini relatif 'tidak terlibat dalam persengketaan internal Golkar'. Seperti Andi Sinulingga, Dody Alex Noerdin, Bambang Soesatyo membidangi Jateng, Agun Gunandjar," sambungnya.
Nusron menganggap banyaknya tokoh muda sebagai angin segar. Apalagi dia menjadi koordinator pemenangan pemilu untuk wilayah yang cukup besar. Ia pun yakin dapat membawa Golkar bangkit dari kegagalan kemenangan di Pilkada 2015 lalu.
"Bidang saya meliputi 56 dapil. Ini pertaruhan betul dan bagi saya, dan teman-teman barisan anak-anak muda bahwa kita bisa recovery. Sinyal recovery Pilkada. Dari 102 Pilkada 2017, yang ada di wilayah saya ada 53. Kita target bisa memangkan lebih dari 50 persen," tutur Nusron.
Setelah statusnya dipulihkan, Nusron pun percaya bahwa Golkar bisa menjadi partai yang lebih baik dari sebelumnya. Golkar kini menurutnya adalah partai yang mau 'berkonsolidasi' dengan perbedaan.
"Golkar was change, berubah orangnya dan cara pandangnya. Karena Golkar sudah berubah, saya berharap kepada pihak-pihak supaya tidak apriori terhadap partai karena demokrasi tidak mungkin tanpa melibatkan parpol," Nusron berujar.
"Soko guru demokrasi itu partai politik. Kalau ada masalah dalam partai politik, ubah lah dan masuk dalam partai. Lakukan pembaharuan di dalam," tambah dia.
Nusron bisa menyampaikan hal tersebut karena sudah mengalami langsung problematika itu. Ia pun berharap agar Golkar bisa kembali kepada slogannya yaitu 'Suara Golkar Suara Rakyat'. Bukan lagi suara elite yang dianggap sebagai suara rakyat, namun menurutnya adalah murni benar-benar suara rakyat.
"Saya pernah dipecat, karena ingin melakukan pembaharuan. Sekarang saya dipulihkan dan saya masuk dalam ini. Saya bercita-cita tidak mau pecat orang, tapi mendialogkan semua keputusan. Kenapa ada pecat memecat? Karena partai dikelola tidak sesuai dengan kehendak suara rakyat, tapi kehendak suara elite," beber Nusron.
"Kita ingin bisa membaca suara rakyat. Jangan paksakan suara elite seakan-akan bagian dari suara rakyat. Sudah nggak jaman," sambung dia.
Selain Nusron, ada sejumlah kader muda Golkar yang sebelumnya sempat dipecat kini statusnya dipulihkan. Mereka juga mendapat jabatan pada kepengurusan Golkar yang baru.
Mereka adalah Ace Hasan Syadzily yang didapuk menjadi wakil sekjen, lalu Agus Gumiwang yang menjadi Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat. Lalu Agun Gunandjar pendapat posisi jabatan sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa I yang dengan lingkup wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. (elz/tor)