Luhut: Kalau Ramai Bilang Makam Terkait Tragedi '65 Tak Digali, Ya Nggak Digali

Luhut: Kalau Ramai Bilang Makam Terkait Tragedi '65 Tak Digali, Ya Nggak Digali

Kartika Tarigan, - detikNews
Senin, 30 Mei 2016 20:23 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Menko Polhukam Luhut Pandjaitan tak mau ambil pusing soal polemik penggalian makam terkait tragedi '65. Makam-makam itu kabarnya berisi kuburan massal. Namun ada pihak yang menolak adanya penggalian makam.

"Kalau ramai-ramai bilang nggak akan digali ya nggak digali. Kan nggak susah, gitu saja repot," jelas Luhut di Jakarta, Senin (30/5/2016).

Menurut Luhut, dirinya sudah bilang berkali-kali bahwa masalahnya, dia tidak percaya ada sampai 400 ribu orang yang mati terkait tragedi '65.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu saja. Dan ini bukan masalah salah benar, sekarang bukan masalah kiri kanan ini kemanusiaan saja. Kita ingin luruskan semua biar di kemudian hari nggak diingat-ingat. Masa generasi kamu masih mau. Cukup di generasi saya saja. Kita coba meluruskan semua," tegas dia.

"Patokannya sudah ada. Bukan lagi komunis atau bukan komunis. Patokannya Tap MPR 66 No 25, UU 27 tahun 1999 Tap MPR 1/2003. Isinya jelas komunis partai gini gini kalo gini gini dapat 12 tahun," terang dia.

Terkait simposium mewaspadai kebangkitan komunis, dirinya akan melihat hasilnya. Kemudian dielaborasi dengan hasil simposium yang dilakukan beberapa waktu lalu terkait kasus '65.

"Nggak tandingan juga konteksnya kan beda," tutup dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads