Letjen (Purn) Kiki Syahnakri: Membongkar Kuburan Tragedi '65 Sangat Berbahaya

Letjen (Purn) Kiki Syahnakri: Membongkar Kuburan Tragedi '65 Sangat Berbahaya

Jabbar Ramdhani, - detikNews
Senin, 30 Mei 2016 18:39 WIB
Foto: Jabbar/detikcom
Jakarta - Dalam Simposium Membedah Tragedi 1965 yang digelar pada medio April lalu, disampaikan adanya kuburan massal yang tersebar di Indonesia. Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) '65 kemudian menyampaikan data sementara sudah ditemukan 122 titik kuburan massal.

Kemudian YPKP '65 mulai bergerak mengumpulkan data dari kuburan massal yang tersebar tersebut. Pemerintah, melalui Menko Polhukam sendiri ingin mengetahui jumlah pasti korban tragedi 65.

Namun, wacana pembongkaran kuburan korban tragedi '65 mendapatkan tentangan dari kalangan masyarakat. Letjen TNI Purn Kiki Syahnakri menyatakan penolakannya. Ia berpendapat, wacana ini dapat memicu konflik sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lalu ada rekomendasi dari simposium kemarin, untuk membongkar kuburan. Ini sangat berbahaya, bisa memicu konflik horizontal. Justru simposium ini untuk meredam konflik seperti itu," ujar Kiki di Dewan Dakwah Indonesia di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2016).

Sebanyak 70 organisasi akan turut serta dalam simposium nasional bertema "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain". Kiki mengatakan, simposium yang akan digelar ini dapat meredam konflik.

"Itu dia. Justru simposium ini untuk mencegah jangan sampai hasil simposium Aryaduta kemarin agar tidak jadi konflik horizontal," ujar Kiki. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads