"Gini ya, masalah itu jangan terlalu diungkit lah. Kenapa, kita kan baik-baik dengan Cina. Itu masalah yang ada ya diselesaikan secara hukum saja," ucap Menhan usai rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/5/2016).
Ryamizard berharap masalah itu tidak dikaitkan dengan hubungan RI-Cina yang selama ini berlangsung baik. Menurutnya, Presiden Jokowi bahkan sudah berkunjung ke Cina untuk pertahankan hubungan baik itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KRI Oswald Siahaan di lautan/dok Koarmabar |
"Jadi kan kasusnya apa begitu, selesaikan dengan baik-baik secara hukum ya. Jadi jangan dibesar-besarkan seolah-olah kita ribut dengan Cina, jangan lah. Membangun apa namanya, hubungan yang baik itu susah," ujarnya.
Penangkapan itu terjadi pada Jumat (27/5), bermula sekitar pukul 13.30 WIB saat KRI Oswald Siahaan-354 berpatroli di Natuna dan melihat ada tindakan mencurigakan di radarnya. Petugas mendekati lokasi yang mencurigakan dan menemukan kapal ikan Cina Gui Bei Yu 27088.
TNI AL lalu memberikan berbagai peringatan mulai dari peringatan kontak radio, peringatan melalui pengeras suara, tembakan peringatan ke udara, peringatan tembakan kanan dan kiri haluan, tapi semua peringatan tidak diindahkan. Kapal ikan itu bahkan melakukan gerakan zig-zag dan akhirnya dilakukan tembakan di anjungan.
(Baca juga: Coast Guard Cina Hanya membayangi, Tak Berani Ganggu KRI Oswald)
Dari hasil proses pemeriksaan sementara, kapal ikan tersebut diduga melakukan penangkapan ikan di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) tanpa dilengkapi dokumen yang sah menurut hukum. Berdasarkan temuan tersebut kapal dan semua ABK yang berjumlah 8 orang dan muatannya ditarik menuju Pangkalan Angkatan Laut Natuna Ranai guna proses pemeriksaan sesuai hukum yang berlaku. (miq/hri)












































KRI Oswald Siahaan di lautan/dok Koarmabar