Mereka yang masih tergolong anak-anak tentu ketakutan jika dimintai uang orang tak dikenal. Namun apa dikata karena rumah jauh, kalah besar badan dan umur, si pemalak pun leluasa mengambil jerih payah Andes dan Fahri di depan mata mereka sendiri.
"Pernah dipalakin 3 kali di Citayam. Sekali malak pernah diambil goceng, ceban, 15 ribu. Nggak kenal siapa dan nggak berani melawan juga," urai Fahri dan Andes saat ditemui detikcom di Jalan Raya pasar Lama Bojong Gede, Senin (30/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula orang dewasa juga tapi hanya kostum dan tidak membawa kotak musik. Jika kelompok anak kecil, satu orang memakai badut dan seorang lagi membawa kotak musik.
"Iya 10 berkelompok. Satu kelompok ada 2 orang. Kalau ngamen beda daerah tapi masih di Bojonggede. Kostumnya beda-beda," kata Fahri yang bersekolah di SD Bojonggede dan bersama Andes ngamen dengan kostum badut selepas bersekolah.
Andes dan Fahri sudah tidak merasa malu saat mengamen. Setiap akan berangkat, mereka punya persiapan dahulu agar tak boros di jalan, yakni makan di rumah.
"Nanti di luar kadang makan juga di Warteg. Kadang dikasih makan juga sama orang. Pernah dikasih yang paling besar Rp 20 ribu. Cuma itu, jarang," jelas Fahri.
(dra/dra)