"Yaitu dibentuknya satgas perlindungan anak di tingkat RT dan RW," kata pemerhati anak Seto Mulyadi saat dihubungi detikcom, Minggu (29/5/2016) malam.
Seto mengatakan, masyarakat harus diberdayakan dan dilibatkan dalam pencegahan kasus kekerasan seksual terhadap anak ini. Sebab, tidak cukup hanya dengan mengandalkan aparat penegak hukum saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami memulai dari RT/RW kami sendiri, saya tinggal di Tangsel, itu dapat rekor Museum Rekor Indonesia, lalu kami sampaikan ke wali kota, Ibu Airin, beliau mendukung. Setelah itu, dibentuk juga seluruh RT/RW punya satgas perlindugan anak," sambungnya.
Dengan adanya satgas perlindungan anak itu, kata Seto, maka jika kekerasan terhadap akan dapat segera diketahui melalui keaktifan warga untuk melaporkan ke satgas.
"Segera lapor ke satgas perlindungan anak, bisa segera didatangi dan dinasehati. Kalau tidak dihentikan, lapor ke polisi terdekat," ucapnya.
"Itu bisa diinstruksikan atau diimbau bupati dan walikota masing-masing," tutupnya. (idh/jor)











































