Ada 16 pemain musik thek-thek dari 16 Kecamatan di Kota Semarang yang meramaikan acara bertajuk Festival Seni dan Budaya menyambut bulan Ramadan dan bulan Bung Karno. Ratusan warga pun asik menyaksikan kekompakan pemain thek-thek dengan berbagai macam alat.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penampilan thek-thek di Taman KB ini, grup thek-thek berpakaian tradisional dan ada yang memakai make up tebal untuk menimbulkan kesan jenaka. Alat musik yang digunakan yaitu kentongan bambu dan ada juga yang menambahkan gendang hingga diramaikan oleh penari.
![]() |
Kota Semarang, rutin menggelar festival dan lomba thek-thek setiap tahunnya untuk melestarikannya. Kali ini acara diselenggarakan oleh Taruna Merah Putih. Ketua Taruna Merah Putih Jateng, Hendrar Prihadi mengatakan dengan acara tersebut, diharapkan generasi muda bisa mengenal dan ikut melestarikan thek-thek .
"Kita ingin untuk menyentuh segmen anak muda agar begerak bersama melestarikan seni thek-thek khas bulan Ramadhan. Ini juga untuk mengingatkan anak muda agar saling jaga keamanan serta kenyamanan saat bulan Ramadhan," kata Hendrar yang juga Wali Kota Semarang itu, Minggu (29/5/2015).
"Jangan sampai thek-thek diklaim bangsa lain," tegasnya.
Sementara itu Ketua DPP Taruna Merah Putih yang juga anggota DPR RI, Maruarar Sirait mengatakan pihaknya mendukung pelestarian seni dan budaya dalam hal ini thek-thek. Ia berharap akan ada festival yang lebih besar.
"Dalam waktu dekat kita buat festival yang lebih besar," kata Maruarar Sirait.
Selain thek-thek, festival tersebut juga diramaikan Edo Kondologit dan Nico Siahaan. Perlengkapan acara pun juga mendukung kemeriahan acara seperti dekorasi khas Semarang yaitu patung besar warak ngendhog, barongsai, sepeda onthel mengelilingi taman. (alg/rvk)