Program yang diberi nama Audio Visual to Elevate Society (AVES) berupa film animasi edukatif, misalnya bertema planet. Film animasi ini telah diputar di 6 sekolah dasar di Pati, Jawa Tengah.
"Sudah diputar di beberapa sekolah dasar di Pati. Rencananya juga akan disosialisasikan ke Indramayu dan Lampung," kata Jalal di Midtown, SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu, (28/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Program ini telah berjalan sejak sekitar 6 bulan lalu karena terinspirasi dari salah satu program social entrepreneur di Singapura. Sebelumnya pada Desember tahun 2015 lalu, ia berkesempatan mendapat beasiswa untuk studi tur di Singapura.
"Saat pulang dari Singapura, saya terinspirasi. Akhirnya bersama tim Indonesia dan beberapa orang Singapura membuat program ini. Kita ke sekolah-sekolah memutar film ini, tapi bukan berarti dengan menonton film ini anak-anak tidak perlu membaca buku, justru kita harap mendorong mereka membaca buku, tidak berarti film ini bisa menggantikan buku," ujar Jalal.
Jalal menceritakan, awalnya ia mendapatkan beasiswa ini ketika dia mulai bertemu dengan salah satu pengurus Indonesian Bright Foundation (IBF). Sejak sekolah dasar, SMP dan SMA, Jalal mengaku telah mencari uang sendiri untuk membiayai sekolahnya, hingga pada saat ia mau kuliah melakukan nazar atau berniat ketika keinginannya terpenuhi akan menunaikan janjinya kepada tuhan.
"Waktu itu saya buat nazar kalau dapat di UI, saya akan naik sepeda dari Pati ke UI karena gak ada uang. Lalu, saya mulai ketemu dengan salah satu IBF dan mulai termotivasi untuk meningkatkan belajar," kata Jalal.
Usai pulang dari studi di Singapura ini lah ia mendapatkan inspirasi membuat program yang bermanfaat bagi anak-anak. Selain mendapatkan pengetahuan, Jalal mengaku juga mendapatkan pengetahuan baru tentang budaya masyarakat di Singapura.
![]() |
Ia berharap agar para pelajar yang telah menyelesaikan studi di luar negeri juga bisa membuka diri untuk kembali ke Indonesia. Selain itu, ia juga berharap agar mahasiswa yang telah kembali itu dapat menerapkan pengalamannya ke masyarakat luas agar dapat dirasakan orang lain.
Jalal adalah salah satu mahasiswa dari 4 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dan berkesempatan untuk melakukan studi tur ke Singapura yang didapat dari beasiswa kolaborasi antara Singapore International Foundation (SIF), Indonesia Bright Foundation, dan Indonesian Profesional Associations (IPA) Singapore. Pengalaman berkunjung ke Singapura ini banyak dijadikan inspirasi baru oleh mahasiswa yang mendapatkan beasiswa.
3 mahasiswa lainnya adalah Yuli Astutik dari Universitas Sebelas Maret jurusan kimia, Mira Andriastuti dari Universitas Negeri Semarang jurusan kesehatan masyarakat, dan Atik dari Universitas Indonesia jurusan matematika. Selama studi di Singapura, penerima beasiswa ini mempelajari tentang strategi urbanisasi berkelanjutan, manajemen, penghematan air, dan kewirausahaan berbasis teknologi (technopreneurship) Singapura.
Dalam studi tersebut, Jalal mendapatkan inspirasi dari kegiatan technopreneurship. "Jalal menceritakan kalau dia terinspirasi saat pulang dari Singapura, karena di sana dia diperkenalkan ke social entrepreneurs, yaitu anak muda yang mulai berbisnis. Kita punya program kompetisi untuk anak muda yang mulai entrepreneur, dari anak muda yang mengelola usaha sosial ini menginspirasi Jalal untuk programnya," ujar Direktur Eksekutif SIF Jean Tan, di tempat yang sama.
Mira, mahasiswa lainnya yang mendapat beasiswa ini, mengaku senang bisa berkesempatan mengunjungi National University of Singapore dan mendapat banyak teman untuk dijadikan koneksi di sana. Ia berharap agar pengetahuan yang didapat bisa diimplementasikan oleh Indonesia nantinya.
"Dari sana saya mikir kita kan tahu kekurangan diri sendiri kita belum lancar bahasa Inggrisnya, kita bisa bedakan dan introspeksi diri. Kalau saya dari publik health kita mempelajari cara mengolah air dan pemanfaatan air di sana. Di sana kan negaranya sempit jadi bagaimana bisa dimanfaatkan pengolahan airnya yang bagus," kata Mira.
Jean mengatakan ini adalah pertama kalinya mahasiswa Indonesia diberangkatkan ke Singapura melalui program kolaborasi ini. Ke depan, ia berharap program ini terus berlanjut. Tentunya seleksi beasiswa ini dilakukan oleh Indonesian Bright Foundation.
SIF sudah memiliki beberapa program di Indonesia sejak tahun 1992 yang fokus pada bidang kesehatan dan pendidikan. Telah ada 135 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ke Singapura untuk menginisiasi program ini karena pada tahun 1992 hingga 2004 program beasiswa telah tiada lagi.
(imk/imk)













































