Meski pernah sangat mesra di Pilgub DKI 2012 silam, hubungan PDIP dan Gerindra terpisah di Pilpres 2014. Kala itu PDIP bersama KIH mengusung Jokowi-JK, sementara Gerindra bersama KMP mengusung Prabowo-Hatta.
Kini Pilpres 2014 telah lama berlalu. KMP dan KIH tak sekental dulu lagi. PDIP dan Gerindra pun kembali mencair dan mulai menjajaki koalisi bak cinta lama bersemi kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinyal senada disampaikan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik. "Nanti 2017 kita tambah 1 jadi 37 menang dapil. Saya kira bisa diulang sesuatu yang baik itu. Sama-sama ingin menguatkan kepartaian itu dan ingin pemimpin yang beradab," katanya.
Keduanya memang telah sepakat untuk mencari sosok cagub DKI terbaik. Kriteria beradab yang ditekankan, meski mereka tak langsung menyinggung sosok incumbent yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka juga belum mau buka suara soal sosok yang bakal diusung di Pilgub DKI emndatang.
"Belum ada perkembangan, kita akan melaporkan berbagai pada DPP. Nanti akan intens akan akhirnya keputusan ada dipucuk pimpinan," kata Taufik.
Sama seriusnya seperti penjajakan koalisi keduanya, PDIP dan Gerindra juga punya keyakinan besar menumbangkan incumbent. Lalu apakah koalisi PDIP dan Gerindra bakal benar-benar terwujud dan mampu menumbangkan Ahok yang pernah mereka usung sama-sama di Pilgub DKI 2012 silam? (van/trw)