Demikian disampaikan Dirlantas Polda Riau, Kombes Guritno Wibowo dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (25/5/2016). Guritno mengakui memang ada bocah SD yang terjaring razia.
"Kalau kapan peristiwa itu terjadi, saya tidak hapal. Karena setiap kali operasi Patuh banyak anak-anak yang belum memiliki SIM terjaring razia. Mereka tetap kita tilang," kata Guritno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melakukan kerjasama kepada dinas pendidikan untuk memberikan pemahaman syarat berkendaraan. Sosialisasi ini perlu dilakukan dinas pendidikan, agar para siswa dapat mematuhi aturan yang ada," kata Guritno.
Selain itu, lanjutnya, bagi anak-anak di bawah umur, pihaknya juga menyurati orangtua. Peran orangtua sangat diharapkan dapat membantu mensosialisasikan berkendaraan.
"Ini perlu kita lakukan, agar peran orangtua ikut dalam mencegah anak-anaknya tidak membawa kendaraan bila memang belum memiliki SIM," kata Guritno.
Selain penertiban, operasi ini dilakukan juga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas juga korban meninggal dunia.
"Dengan operasi Patuh yang kita gelar ini, dapat menekan angka kecelakaan hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya. Untuk angka kematian, bisa turun 27 persen," tutup Guritno. (cha/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini