"Hal itulah yang menjadi tantangan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk terus meningkatkan peluang menempatkan tenaga kerja di Jepang," ujar Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Hariyadi Agah, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (25/5/2016).
BNP2TKI menggelar pra pelatihan bahasa Jepang angkatan ke 9 bagi 283 calon nurse dan careworker, hari ini di Jakarta. Acara ini juga dihadiri Minister Counselor Kedubes Jepang di Jakarta, Mari Takada dan Dirjen Jaan Foundation, Tsukamoto Norihisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sambil bekerja di rumah sakit dan perawatan orang tua," imbuhnya.
Bila lulus ujian nasional, maka mereka baru naik 'pangkat' dari asisten menjadi nurse dan careworker. Gaji dan fasilitasnya pun bertambah.
"Khusus para nurse dan careworker tinggal di perumahan yang disediakan perusahaan pengguna," jelasnya.
Hariyadi mengungkapkan sejak 2008 hingga 2016, Indonesia mengirim 1.811 asisten nurse dan careworker ke Jepang. Padahal kebutuhannya jauh lebih banyak.
"Ini peluang besar terutama bagi lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)," pungkasnya.
(ega/miq)











































