Jurnalis Jepang Kagumi Pantai Pulau Merah dan Api Biru Ijen Banyuwangi

Jurnalis Jepang Kagumi Pantai Pulau Merah dan Api Biru Ijen Banyuwangi

Aditya Mardiastuti, - detikNews
Rabu, 25 Mei 2016 13:49 WIB
Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom
Banyuwangi - Kementerian Pariwisata Indonesia mengundang 18 jurnalis asal negeri sakura Jepang untuk berwisata ke beberapa tempat di Indonesia. Ketika berkunjung ke Banyuwangi mereka terpesona dengan keindahan alam dan objek wisata di Banyuwangi.

"Sebelum kesini kami ke Bali, pemandangan di sini sangat cantik. Media-media di Jepang sudah mengenal Bali dan Banyuwangi belum tahu," ujar Manager Pemasaran Kementerian Pariwisata Indonesia di Jepang, Naomi Takahashi di Pendopo Sabha Swagata, Banyuwangi, Rabu (25/5/2016).

Dengan dibantu penerjemah, Naomi menceritakan kekagumannya akan keindahan pantai dan wisata di Pulau Merah. Tak hanya itu, dia juga takjub karena Banyuwangi rupanya memiliki banyak wisata alam yang belum diketahui oleh media di Jepang.

"Sebenarnya kemarin di jadwal mengunjungi G-Land, tapi aksesnya sulit dan tukar ke Pulau Merah. Di sana bagus pemandangan alamnya tapi akses jalannya semoga bisa lebih sederhana. Di internet soal pariwisata Banyuwangi juga belum terlalu banyak tapi akhir-akhir ini Banyuwangi sudah banyak. Nanti akan dikabarkan ke teman-teman saya di Jepang," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski belum terlalu mengenal Banyuwangi, Naomi bercerita bila keindahan 'Blue Fire' di Ijen sudah tersohor di televisi-televisi Jepang. Dia pun antusias dengan perjalanannya malam nanti untuk mendaki Gunung Ijen.

"Semakin mengenal Banyuwangi dari pamflet dan ditunjukkan melalui video oleh bupati. Malem ini ke Ijen, di media Jepang Ijen 'blue fire' mulai muncul di televisi-televisi. Senang sekali," ujarnya.

Sementara itu Miyatake Takehito seorang fotografer dari Kumon Publishing menuturkan bila dirinya menyukai pemandangan alam di Banyuwangi. Dia menceritakan pengalamannya berkeliling hotel dan bisa menjepret areal persawahan.

"Saya memang fotografer alam, saya sangat menyukai pemandangan di hotel dekat dengan sawah. Kalau bisa nanti akan banyak wisata dengan pemandangan terasering dan persawahan. Saya juga senang nanti malam akan ke Ijen," ujarnya.

Agenda yang bertajuk 'Japan Media Famtrip' ini diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata di Bali dan Banyuwangi. Menurut salah satu perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Yohana, turis asal Jepang cocok dengan wisata di Banyuwangi.

"Membawa rekan-rekan dari Jepang untuk 'Famtrip' tujuannya mengenalkan pangsa pariwisata Indonesia khususnya Banyuwangi. Perkenalan wisata Indonesia ke Jepang, diharapkan mereka bisa menuliskan pengalaman wisata mereka. Banyuwangi sendiri cocok sama karakter mereka, mereka tidak suka medan sulit dan satu kota bisa menjangkau semua objek wisata," paparnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menerima kunjungan ini juga memuji budaya di Jepang. Meski Jepang termasuk Negara maju namun tetap menjaga tradisi yang dimilikinya. Anas pun menjelaskan tekad menjaga tradisi sejalan dengan program di Banyuwangi.

"Jepang sangat menarik karena maju dan tradisinya terjaga baik. Ini sejalan yang diinginkan Banyuwangi kita pasang 1000 WiFi tapi tradisi tetap terjaga dengan baik. Saya senang dengan perilaku orang Jepang kalau ketemu orang nunduk tetap sopan itu sesuai dengan tradisi orang di Indonesia saling menyapa dan sopan santun," ujar Anas.

Anas menjelaskan keramahan itu akan mudah ditemui selama berkunjung di Banyuwangi. Tak hanya itu dia juga menceritakan tingginya toleransi antar umat beragama di Banyuwangi yang diapresiasi dengan penghargaan Compassinate City.

"Para media kalau berkunjung ke desa-desa akan bertemu dengan keramahan warga Banyuwangi. Ingin tahu Indonesia datanglah ke Banyuwangi, karena Indonesia mayoritas Muslim dan di Banyuwangi juga mayoritas Muslim tapi toleran. Banyuwangi juga mendapat penghargaan Compassinate City yang inisiatornya Karen Armstrong," katanya.

Anas juga mengisahkan geliat pariwisata telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya. Dia juga menjelaskan ketiadaan mall di Banyuwangi karena untuk mendukung sektor ekonomi masyarakat.

"Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi sekarang kami termasuk bagus dari Rp 14 juta/ tahun naik ke Rp 36 juta/ tahun. Pariwisata kami naik 400 persen, perkembangan yang lain juga terus tumbuh. Di kota ini tidak diizinkan mall-mall besar supaya ekonomi kerakyatan tumbuh. PNS juga kami larang makan buah impor tapi buah-buah lokal. Terakhir kalau ke Ijen siapkan kaki untuk mendaki," ujar Anas yang disertai tepuk tangan dari para jurnalis Jepang. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads