"Peristiwa ini adalah peristiwa luar biasa, karena pelaksanaan haji sangat dibutuhkan dalam kementerian agama. Ada beberapa momentum luar biasa terkait pelaksanaan haji. Pertama, ialah penentuan BPIH," ujar Nur Syam di kantor Kemenag di Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2016).
Pada rapat penentuan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) ini dilakukan rapat panjang. Nur Syam menggunakan istilah rapat "berdarah-darah" karena dilakukan hingga pukul 04.00 WIB yang dilanjutkan lagi pada pukul 10.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang juga tidak kalah penting, program MoU ini harus saling menguntungkan. Dan tidak kalah penting, memberi pelayanan terbaik," ujar Nur Syam.
Ia menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pelayanan haji di Indonesia sudah sangat baik. Angka indikator kepuasan yang tercatat mencapai 82 persen.
"Pelayanan jemaah haji semakin baik. Ini survei yang dilakukan oleh badan yang sangat valid hasilnya. Karena punya kapasitas, kapabilitas dan otoritas dalam hasilnya," ujar Nur Syam.
Ia mencatat, meskipun pelayanan tersebut sudah baik, Kemenag sebagai penyelenggara akan memperhatikan transportaai lokal jemaah haji ketika di Arab Saudi. Selain itu juga perhatian kepada jemaah haji karena mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Jamaah haji kita variannya luar biasa. Varian lokalitas luar biasa, dari Aceh hingga Papua ada. Mereka punya tradisi yang juga beragam contohnya dari makanan dan bahasa yang mereka gunakan," ungkapnya.
Tapi Nur Syam mengatakan kini tidak ada lagi keluhan terkait makanan di Arab Saudi. Persoalan bahasa juga turut diperhatikan yang juga dijadikan variabel pertimbangan dalam peningkatan pelayanan. Kepada para jemaah juga akan dimintai pendapat soal pelayanan yg diberikan sepulang mereka dari tanah air.
"Tidak ada keraguan sedikitpun. Nantinya juga harus ada survei kepuasan jemaah atas pelayanan. Yang kita harapkan pelayanan semakin baik kepada jemaah haji," harap Nur Syam. (rvk/rvk)











































