"Untuk sistem birokrasi, saya nyontek. 5 Menit jadi kok. Saya colok flashdisk di Surabaya tempatnya Bu Risma, di Solo, lalu saya pakai. Alhamdulillah bisa saja," ujar Yoyok saat menjadi pembicara di Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bantul, Selasa (24/5/2016).
Untuk mengelola birokrat-birokratnya, Yoyok juga memiliki cara yang unik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan peserta KNIB seketika tertawa riuh mendengar pernyataan Yoyok. Tak hanya berkunjung ke LP, Yoyok juga kerap memanggil para ahli untuk belajar bersama para birokratnya.
Membawahi 8.000 PNS, dan mengelola Rp 1,8 triliun anggaran bukan hal yang mudah bagi Yoyok pada awalnya. Dia yang berlatar belakang miiliter harus mengkoordinasi birokrat yang sudah bekerja puluhan tahun di bidangnya.
"Ilmu mereka (birokrat) sudah tai chi master, gini (sambil memperagakan jurus) lalu gini.. (menengadahkan tangah). Lalu dapat..dapat..," kata Yoyok yang kembali disambut tawa riuh peserta KNIB.
Namun di tahun keempat ini, dia mengaku sudah mulai menikmati tugasnya.
"Di tahun pertama, kedua, luar biasa bagi saya. Tapi sekarang saya sudah bisa nakut-nakuti PNS saya," ujar Yoyok sambil tersenyum lebar.
Berkat kesuksesannya menata anggaran dan birokrasi, Yoyok diganjar Bung Hatta Award tahun 2015. Award serupa juga pernah diterima Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
(sip/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini