"Kami serahkan kepada BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan Densus 88 agar dilakukan surveillance (pengawasan) dan pembinaan khusus, karena itu wilayah kerja mereka," ucap Nusron Wahid di Komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
(Baca juga: BNP2TKI: 2 WNI Terduga ISIS di Korsel Sudah Dibebaskan)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, kan kebetulan teman-teman di sana (Korsel) ada masjid yang dikelola TKI, ada 42 masjid. Ya kita adakan semacam deradikalisasi workshop kepada para pengurus masjid di sana supaya lebih aware terhadap kejadian yang ada di sana," lanjutnya.
(Baca juga: BNP2TKI Kirim Ustad ke Luar Negeri Waspadai Rekrutmen ISIS)
Menurut Nusron, kecenderungan para TKI di luar negeri seperti halnya orang yang sedang dalam perantauan, mereka bisa ikut kegiatan ibadah atau maksiat. Maka jika ibadah perlu mendapat pemahaman yang benar.
"Pesan pentingnya (dari Presiden Jokowi) supaya lebih ditingkatkan pendidikan tentang keislaman dan deradikalisasi di kalangan TKI, jangan sampai TKI di luar negeri bukan bekerja tapi jadi teroris," ucap Nusron.
Sebelumnya, Nusron memaparkan 8 orang TKI itu ditangkap karena diduga terlibat ISIS di Korea Selatan. Hal itu diketahui dari aktivitas mereka di media sosial seperti facebook, dan komunikasi mereka dengan ISIS.
"(Modusnya) ikut pengajian, ketika diwawancarai mau dipulangkan, ditanya setelah ini mau ngapain? Kami mau mati syahid di medan perang yang nyata," kata Nusron. (miq/hri)