Prinsip Kesederhanaan Bripka Seladi: Bersepeda dan Tak Ingin Persulit Masyarakat

Prinsip Kesederhanaan Bripka Seladi: Bersepeda dan Tak Ingin Persulit Masyarakat

M Aminudin, - detikNews
Jumat, 20 Mei 2016 17:28 WIB
Prinsip Kesederhanaan Bripka Seladi: Bersepeda dan Tak Ingin Persulit Masyarakat
Foto: M Aminudin/detikcom
Malang - Karier Brigadir Kepala (Bripka) Seladi di kepolisian bisa dibilang cukup lumayan, karena semasa jabatannya hingga kini banyak berada di tempat 'basah'. Bayangkan sejak tahun 1985, Seladi sudah berdinas di Samsat bagian BPKB Satlantas Polres Malang Kota. Namun, kesehariannya banyak dihabiskan untuk memulung sampah di lingkungan tempat kerjanya sebagai pekerjaan sampingan.

Apalagi saat ini, Seladi berdinas di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Surat Izin Mengemudi (SIM) di Jalan Dr. Wahidin, Kota Malang. Seladi tidak memungkiri jika ingin mendapatkan tambahan akan sangat mudah. Tetapi prinsip yang sudah dipegang teguh menggugurkan siapapun yang berniat untuk 'main' dengan Seladi.

"Bisa ditanyakan kepada siapapun. Bagaimana saya kalau menguji pemohon. Ini sudah menjadi prinsip, dan saya memilih untuk baik. Karena dalam hidup ada baik dan buruk yang semuanya pasti menanggung resiko," ungkap polisi yang selepas dinas memulung sampah ini saat ditemui, Jumat (20/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prinsip tidak ingin korupsi akan terus dipegang teguh oleh Seladi. Dirinya berbuat seperti ini hanya ingin menegakkan aturan serta mencari ketenangan batin dalam menjalani hidup, tanpa harus diburu untuk mengumpulkan harta benda lantaran semua hanya titipan.

"Semua ini titipan, apa yang harus dibanggakan. Saya ingin mencari ketenangan batin. Tawakkal, berdoa, dan berusaha itu saya lakukan. Kalau ada yang maksa tetap akan saya kembalikan," beber Seladi.
Bripka Seladi memulung sampah usai dinas

Kendati demikian, Seladi tetap mematuhi arahan dari pemimpin di institusinya. Bagaimana untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal ini seakan menjadi sumpah janji bagi Seladi selama menjadi seorang anggota kepolisian.

"Pesan Pak Kapolres dan Pak Kasatlantas selalu saya pegang, agar membantu masyarakat dan tidak justru mempersulit. Saya melihat pemohon (SIM-red) itu hanya grogi. Kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan bisa. Mesti saya beri contoh dulu, saya beri pengarahan bagaimana yang benar, agar lulus. Soalnya juga kasihan SIM pasti akan sangat mereka butuhkan," sebut Seladi.

Seladi selama berdinas menggunakan sepeda angin (onthel-red) yang dicat warna putih sebagai alat transportasi dari kediamannya menuju kantornya.

Seladi mengaku, sepeda onthel itu merupakan warisan dari orang tuanya. Kebanggaan tersendiri bagi dirinya bisa tetap menggunakan, apalagi sebagai sarana dinas. "Buat apa malu. Lha wong punyanya ini. Sepeda ini milik ayah saya," kenangnya.

Untuk mengejar waktu apel pagi, Seladi mulai bertolak dari rumahnya sekitar pukul 5 pagi. Jaraknya cukup lumayan untuk sampai ke Mapolres Malang Kota sebelum berdinas sesuai jadwal yang ditentukan. Usai apel Seladi mendatangi lokasi jaga yang ditentukan dengan mengayuh sepeda onthelnya itu. Disana Seladi membantu mengatur lalu lintas sebelum berdinas di Satpas SIM Polres Malang Kota.

"Berangkatnya harus pagi, karena naik sepeda ini," celutuknya.

Keunikkan Seladi banyak diketahui masyarakat atau pengguna jalan di Kota Malang. Ketika melintas banyak warga maupun pengguna jalan menyapa Seladi, dia pun membalas dengan melambaikan tangannya. Dedikasi Seladi memang luar biasa, istri dari Ngatiani (47), ini dikarunia tiga anak yang pertama adalah Rizaldy Wicaksono baru lulus kuliah D2. Rizaldy bercita-cita ingin menjadi polisi seperti Seladi, anak kedua Seladi adalah perempuan Dina Afritasari yang kini sudah bekerja di rumah sakit sebagai tenaga farmasi, terakhir Neni Winarti baru duduk di kelas 2 SMA.

(dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads