Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Jumat (20/5/2016), bayi badak tersebut lahir pada Kamis (12/5) lalu sekitar pukul 05.40 WIB. Bayi badak mulai berjalan pukul 06.37 WIB dan menyusu pertama pada 07.37 WIB.
"Dia bergerak normal dan mencoba memahami lingkungan sekitarnya, sampai akhirnya bisa menyusui induknya," kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Tachrir Fathony.
"Pada hari ketiga bayi badak tersebut sudah mulai berlari-lari kecil, melompat-lompat dan kedapatan memakan kotoran induknya. Menurut dokter hewan gejala ini adalah untuk membentuk flora anti penyakit di dalam badan si bayi badak," jelas Tachrir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum kelahiran bayi perempuan ini, Ratu telah melahirkan badak laki-laki bernama Andatu. Di SRS, ada juga badak betina bernama Rosa yang dipelihara sejak 2005.
"Saat ini badak jantan lain yang bernama Harapan yang datang dari Amerika Serikat pada bulan November 2015 masih dalam proses adaptasi alamiah dan diharapkan mampu segera mengikuti jejak Andalas untuk menjadi bapak dari anak-anak badak sumatera berikutnya," jelas Tachrir.
(rna/ega)











































