Festival ini akan dipusatkan di obyek wisata Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Rumah Apung, Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Ada beberapa kegiatan yang digelar, seperti upacara pengibaran bendera merah putih di bawah laut dan lomba foto bawah laut. Obyeknya perairan Bangsring dengan memperebutkan total hadiah Rp. 25 juta bagi masyarakat umum. Selain itu juga digelar ekspedisi bawah laut untuk memecahkan rekor MURI.
Kegiatan ini dilakukan oleh 58 nelayan dengan menyelam di perairan selat Bali selama 28 jam. Para nelayan ini akan melakukan monitoring, memantau perubahan yang terjadi disekitar perairan bangsring, mulai dari perubahan arus, jenis ikan dan kondisi karang. Hasil monitoring tersebut nantinya akan menjadi pegangan data bagi penglola ZPB Bangsring khususnya dan juga Pemkab untuk mengetahui kondisi perairan di Pantai Bangsring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu acara dilanjutkan dengan simbolis penanaman 1.000 terumbu karang tranplantasi di Pantai Bangsring. Penanaman ini juga dilakukan secara serentak di wilayah pantai 9 kecamatan di Banyuwangi dengan jumlah mencapai 5000 terumbu karang.
Bangsring Underwater selama empat tahun terakhir ini menjelma menjadi salah satu obyek wisata favorit di Banyuwangi. Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring, sendiri terletak di wilayah laut Bangsring di selat Bali seluas 15 hektar. Bangsring Underwater berada di Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo yang berjarak sekitar 27 kilometer dari kota Banyuwangi menuju utara.
Di lokasi wisata ini, wisatawan bisa menikmati wisata bahari seperti berenang bersama anak ikan hiu di keramba rumah apung, serta memberi makan ikan laut liar yang ada di Selat Bali. Selain itu, wisatawan bisa juga diving dan snorkeling di sekitar keramba hingga ke Pulau Tabuhan yang terkenal dengan pasir pantainya yang putih.
Saat snorkeling, wisatawan bisa menikmati eksotisme pemandangan bawah laut yang dipenuhi dengan terumbu karang, koloni soft coral dan aneka ikan hias. Bukan hanya mempromosikan wisata, festival ini sekaligus sebagai kampanye konservasi ekosistem laut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Bangsring menjadi model pengelolaan laut oleh nelayan yang seimbang antara ekploitasi dan upaya menjaga keberlanjutan populasi perikanannya. Bahkan nelayan Bangsring juga mampu mengemas ekosistem itu menjadi sebuah daya tarik wisata.
"Kami terus menggali potensi sumber daya alam yang Banyuwangi miliki. Underwater festival ini adalah satu cara untuk mengenalkan secara luas keindahan bawah laut Banyuwangi. Lewat Festival ini kami berharap apa yang dilakukan nelayan Bangsring bisa menular ke nelayan lain di Banyuwangi," ujar Anas.
Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring, sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai area konservasi. Pengelola Bangsring Underwater (Bunder), Ikhwan Arief, menambahkan, kawasan ini dahulu memiliki ekosistem laut yang rusak. Populasi ikan berkurang dan karang-karang laut hancur. Seiring dengan semangat konservasi, para nelayan akhirnya mulai sadar bahwa perilaku merusak laut tersebut menyebabkan jumlah ikan jauh berkurang.
Akhirnya, ia bersama nelayan di Bangsring mulai melakukan penanaman terumbu karang di wilayah ini. Di lokasi Pantai Bangsring, ekosistem laut benar-benar dijaga. Tidak boleh ada aktivitas penangkapan ikan sama sekali baik menjaring bahkan memancing.
Hal ini untuk menjaga keberlangsungan karang yang menjadi tempat berkembang biak ikan.
"Upaya kami menjaga laut justru berbuah lebih. Kawasan konservasi ini akhirnya bisa menjadi obyek wisata bahari, tanpa harus kami merusak apa yang telah ada," tandas Ikhwan. (ega/ega)