Tiga tersangka menjalani rekonstruksi pembunuhan sadis Eno Fariah (18) di mess karyawati PT PGM di Jatimulya, Dadap, Kosambi, Tangerang. Dalam rekonstruksi terungkap pembunuhan itu dilakukan ketiganya selama kurang lebih 30 menit.
"Adegan intinya ada 13 adegan yang diperagakan, tetapi sebenarnya ada 22 adegan," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso kepada wartawan di lokasi, Selasa (17/5/2016).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses pemerkosaan dan pembunuhannya sendiri dari awal sampai akhir itu kurang lebih 30 menit," imbuhnya.
![]() |
Eko menambahkan, proses rekonstruksi ini dilakukan untuk lebih memperjelas peran masing-masing ketiga tersangka. Dalam kasus ini, lanjut Eko, ketiganya berperan aktif dalam pembunuhan itu.
"Tidak ada otaknya, ini mereka semua yang berperan. Tetapi memang yang paling sadis itu tersangka Arif," imbuhnya.
Pengamanan proses rekonstruksi ini dilakukan secara ketat dari Polsek Teluknaga, Polres Tangerang Kota dan Subdit Resmob dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Rekonstruksi dipimpin Kasubdit Resmob AKBP Eko Hadi Santoso, Kanit V Resmob Kompol Handik Zusen, Kanit IV Resmob Kompol Teuku Arsya Khadafi serta Kanit III Subdit Jatanras Polda Metro Kompol Awaludin Amin serta Kapolsek Teluknaga Kompol Supriyanto.
![]() |
Sebelum melakukan adegan inti dalam pembunuhan sadis itu, ketiga tersangka mempraktikan adegan di luar mess korban. Di depan gerbang mess itu, tersangka Arif, Imam dan RAL bertemu, sampai akhirnya masuk ke dalam mess dan membunuh korban.
Ketiganya ditangkap tim gabungan di kawasan Kosambi, Tangerang, selang satu hari setelah temuan mayat atau pada Sabtu (14/5). Tersangka Arif sendiri ditangkap di messnya di lokasi yang sama dengan mess korban di Dadap, Kosambi, Tangerang. Arif diketahui sebagai karyawan pabrik di tempat yang sama di mana korban bekerja.
Eno ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar di messnya di Jatimulya, Dadap, Kosambi, Tangerang pada Jumat (13/5) pagi lalu. Korban ditemukan oleh 2 teman sekamarnya, Tikroh dan Khuraerah alias Eroh yang baru pulang kerja shift malam.
![]() |
Keduanya tidak dapat masuk ke dalam kamar lantaran pintunya tergembok dari luar. Tikroh dan Eroh meminta pertolongan kepada karyawan pabrik, Yaya Jaidi untuk membuka gembok dengan kunci cadangan, tetapi rupanya tidak ada yang cocok.
Selanjutnya Yaya mendobrak pintu kamar disaksikan Tikroh dan Eroh. Setelah pintu terbuka, barulah diketahui bahwa Eno telah tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Eno mendapat kekerasan seksual akibat cangkul. (mei/dhn)