Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso membenarkan adanya pemeriksaan saksi berinisial S itu.
"Iya semua saksi-saksi pasti kami mintai keterangannya. Kami dalami keteranganya, nanti dirangkai semua keterangan yang ada dengan fakta-fakta di TKP," kata Eko kepada detikcom, Minggu (15/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses menuju ke mess karyawati terletak di samping bangunan mess karyawan. Ada jalan ditembok yang hanya bisa dilintasi motor yang menjadi akses ke mess karyawati tersebut. Ada pintu besi yang tertutup sebagai pagar untuk masuk ke dalam mess karyawati itu.
Seorang penghuni mess dan juga rekan satu pabrik korban Pipin (18) mengatakan bahwa pintu pagar tersebut tidak bisa dikunci dari luar, melainkan hanya bisa dikunci dari dalam.
"(Pintu pagar) suka ditutup, tetapi tidak pernah dikunci dari luar karena tidak bisa dikunci," ujar Pipin saat ditemui di lokasi siang tadi.
Saat siang hari pintu selalu dalam keadaan tidak terkunci, sebab tidak semua penghuni mess bekerja. Mereka bekerja shift malam dan shift pagi. "Dikunci paling malam saja," imbuhnya.
Menurut Pipin, selama ini tidak pernah ada laki-laki masuk ke dalam mess meski pintu tidak terkunci. Lalu bagaimana terduga pelaku, lelaki berinisial A bisa masuk ke dalam dan membunuh korban?
"Katanya yang buka pintu itu S, tapi saya tidak tahu," imbuhnya.
S sendiri telah dimintai keterangan oleh polisi terkait hal itu. S mengaku membuka pintu pada Kamis (12/5) malam sebelum korban ditemukan tewas keesokan harinya, ketika hendak memberi makanan untuk pacarnya yang juga karyawan yang berada di mess depan.
"Pengakuannya S buka pintu karena mau memberi makanan sama pacarnya. Masih didalami, apakah dia sengaja membuka pintu untuk menemui pacarnya atau dia yang membukakan pintu untuk pelaku, atau pelaku mengambil kesempatan itu saat korban keluar," ujar seorang anggota yang enggan disebut namanya. (mei/rni)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini