"Saya ke GBK 15 orang. Temen saya nggak ada yang kena. Pas kita masuk ke gerbang saat itu ada rusuh dan dia kena Polisi ngamuk. Lalu tersungkur dan saya bawa ke pintu gerbang. Dia sempat linglung gitu lupa sama namanya beberapa saat. Lalu dia ingat namanya Reza," ujar salah satu suporter perempuan dari Jak School Satoe Bekasi, Mahmudah (17) saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (15/5/2016).
Fahreza kata Mahmudah, saat tersadarkan diri kemudian mengeluarkan telepon genggamnya. Lalu telepon genggam itu diambil Mahmudah untuk menghubungi kerabat dekat Fahreza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahmudah dalam ceritanya tidak terlalu tahu persis siapa oknum Polisi tersebut. Dikatakan dia, oknum tersebut berjaga di sektor 12 GBK dan hanya satu Polisi yang mengamuk. Sementara, Polisi yang lainnya melihat dari belakang.
"Pas dipukul gak terlalu ngeliat. Rusuhnya kenapa sepertinya pas kita mau berontak masuk terus Polisi yang jaga pintu ngamuk. Ada yang punya tiket dan ada yang belum soalnya," jelas Mahmudah.
"Bener Polisi yang mukul. Sekitar pukul 22.30 WIB kejadiannya. Namanya kerusuhan gak tahu siapa namanya. Sepengelihatan saya cuma satu polisi yang ngamuk. Temennya Polisi cuma ngeliatin aja," sambung Mahmudah menceritakan.
Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayakari siang tadi menyambangi rumah duka almarhum Fahreza. Sri berjanji mengusut oknum polisi yang disebut menganiaya Fahreza. "Saya turut prihatin, ini suatu hal yang harus diusut. Tetap ada tindakan internal," kata Sri usai bertemu dengan keluarga Fahreza di rumah duka, Ciganjur, Jaksel.
Keluarga Fahreza belum melaporkan kejadian ini ke polisi. Meski begitu, Sri memastikan internal kepolisian tetap akan bergerak mengusut meski belum ada lapran. "Apalagi ini anak. Ini suatu kejadian yang menonjol. Walaupun bapak nggak menuntut, tetap ada tindakan internal," kata Sri.
(fjp/fjp)