Bantah Langgar Aturan, Novanto Mengaku Sering Temui Perwakilan DPD

Bantah Langgar Aturan, Novanto Mengaku Sering Temui Perwakilan DPD

Elza Astari Retaduari - detikNews
Minggu, 15 Mei 2016 17:00 WIB
Bantah Langgar Aturan, Novanto Mengaku Sering Temui Perwakilan DPD
Foto: Elza Astari/detikcom
Bali - Calon ketua umum Partai Golongan Karya Setya Novanto dituding melakukan pertemuan dengan sejumlah pengurus DPD I dan DPD II. Minggu siang tadi Novanto membantah tudingan tersebut. Namun dia mengakui sering berkomunikasi dengan pengurus DPD I dan DPD II.

"Kalau pertemuan (dengan pemilik suara) itu saya malah kaget pagi-pagi ada berita. Karena setelah acara semalam saya langsung makan bersama istri, mba Nurul juga ada, di Laota, Nusa Dua. Lalu kembali ke hotel, terima telepon-telepon nggak terasa tahu-tahu sudah sampai pagi lagi, jam 05.00 WITA," ungkap Novanto.

Hal tersebut disampaikannya saat memberi pernyataan pers di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Minggu (15/5/2016). Novanto menggelar jumpa pers usai 7 caketum lainnya membuat kesepakatan bersama seolah ingin melawan dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya terus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan koordinasi dan juga dengan seluruh tim yang ada dan terus menampung seluruh aspirasi-aspirasi DPD I dan DPD II yang ada di Bali. Mereka mengadakan telepon, tentu saya terima," jelasnya.

Kepada wartawan, Novanto mengaku sering didatangi oleh para perwakilan DPD-DPD. Memang bukan Ketua DPD I atau DPD II sebagai pihak yang berhak memberikan suara, namun wakil-wakilnya.

"Saya hanya pikirkan kesiapan dan komunikasi kepada pihak-pihak peserta-peserta, dalam arti yang tidak ikut memutuskan suara, bendahara-bendahara, dll, berbondong-bondong ada yang bawa 10 orang atau 30 orang," kata Novanto.

"Yang semua adalah keluarga Partai Golkar karena saya sudah buka sistem terbuka betul-betul maka ini yang harus saya hadapi. Untuk menerima mereka," sambungnya.

Tak hanya menjalin interaksi dengan perwakilan DPD I dan DPD II, Novanto juga sering berkomunikasi dengan ketuanya sebagai pemegang suara itu. Namun ia mengaku melalui sambungan telepon.

"Saya hampir tiap pagi jam 5 baru tidur. Baru tidur dikit telepon kring. Karena saya memang menyiapkan waktu 24 jam untuk DPD I dan II, dan mereka berkumpul. Saat berkumpul mereka nanyakan apa yang berkembang di daerah-daerahnya," ucap Novanto.

"Kan kasihan mereka sudah jauh ke sini, saya tidak melayani telepon, kan kalau ketemu nggak boleh. Mereka semua kan bawa aspirasi dari sekretaris, yang bukan pemilik suara ya," imbuh dia.

Para Ketua DPD menelponnya dalam rangka untuk membawa aspirasi dari anggota-anggotanya. Para caketum lainnya khawatir jika pemilihan dilakukan secara terbuka melalui pandangan-pandangan Ketua DPD sebab ada indikasi kecurangan transaksional. Pemilihan secara terbuka juga berpotensi adanya pengkondisian terjadi aklamasi.

"Soal aklamasi saya malah nggak pernah dengar. Mereka memang menanyakan ke saya tidak henti-hentinya. Saya kemarin jam 5.00 WITA tidur, jam 7 bangun sudah harus melayani. Sudah ada orang-orang daerah yang datang, bukan dari pemilik suara," cerita Novanto.

Perwakilan DPD itu disebut memang diminta untuk menemuinya. Hal tersebut dianggap Novanto wajar dan sah-sah saja.

"Dari wakil-wakil ketuanya, mungkin disuruh ketua-ketuanya DPD I dan II, mereka diminta datang ketemu saya, saya layani. Ini kewajiban saya karena saya sudah wakafkan tubuh saya untuk Partai Golkar," tutup mantan Ketua DPR itu.

(ear/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads