Lion Air Salah Terminal: Gara-gara Sopir Bus Salah Kira Penumpang dari Padang

Lion Air Salah Terminal: Gara-gara Sopir Bus Salah Kira Penumpang dari Padang

Fajar Pratama - detikNews
Minggu, 15 Mei 2016 12:37 WIB
Foto: Suparno/detikcom
Jakarta - Kemenhub sedang melakukan investigasi terkait kesalahan terminal penurunan penumpang oleh ground handling Lion Air. Pihak Lion menyatakan insiden ini disebabkan karena sopir bus penjemput menyangka pesawat JT 161 dari Singapura merupakan pesawat dari Padang.

"Ini kesalahan ada di sopir busnya. Dia mengira pesawat JT 161 itu merupakan pesawat dari Padang," kata Public Relation Manager Lion Air Andy M Saladin ketika dihubungi, Minggu (15/5/2016).

Kejadian ini terjadi pada 10 Mei silam. Pesawat JT 161 yang baru saja landing dari Singapura parkir di remote area. Pesawat ini posisinya berdekatan dengan pesawat yang bertolak dari Padang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sopir bus mengira pesawat yang dari Singapura itu merupakan pesawat dari Padang. Sama dia dibawa ke terminal domestik," kata Andy.

Namun begitu disadari adanya kesalahan, penumpang-penumpang yang sudah berada di terminal domestik (terminal 1) itu dijemput lagi menggunakan bus ke terminal internasional (terminal 2). Di terminal internasional ada prosedur pemeriksaan khusus, salah satunya paspor dan visa bagi warga negara asing.

Andy belum bisa menjelaskan lebih jauh mengenai bagaimana nasib penumpang yang berada di pesawat dari Padang itu, karena bus yang diperutukkan malah membawa penumpang dari pesawat lain. Dia menunggu hasil investigasi internal terlebih dahulu.

Andy mengatakan pilot memarkir pesawat di remote area atas arahan dari ATC. Remote area dipergunakan apabila tempat parkir yang berada di terminal penuh.

"Pilot memarkir di remote area itu sudah sesuai dengan prosedur. Kesalahannya ada pada ketika penumpang diangkut menggunakan bus," ujar Andy.

(fjp/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads