Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah, Reni Kraningtyas mengatakan mist (kabut) di Solo disebabkan kelembapan udara yang tinggi di atas 90%. Selain itu udara di sekitar daerah tersebut juga cukup dingin.
"Pada saat itu kelembapan udara tinggi di atas 90%. Udara cukup dingin dan lembab sehingga titik air yang berada di permukaan tanah berembun, seperti hujan tapi butirannya kecil jadilah berkabut. Jarak pandang biasanya 1 km," terang Reni saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (13/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena tersebut, lanjut Reni, wajar terjadi terutama di musim peralihan pancaroba saat ini. Kondisi cuaca yang fluktuatif membuat udara dingin dan lembab sehingga terbentuk kabut.
"Kalau terkait perubahan cuaca atau iklim bisa saja terjadi, ini kan pancaroba, jadi fluktuatif, kadang panas kadang hujan. Saat kondisi udara sangat dingin dan lembab bisa seperti ini," tegas Reni.
Meski kabut tebal, biasanya kondisi seperti itu akan selesai seiring matahari terbit. Kabut berupa titik-titik air akan menguap dan menghilang dengans sendirinya ketika terkena sinar matahari.
"Biasanya hilang saat matahari terbit. Sinar matahari memanaskan uap air maka akan hilang dan pudar," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kabut tebal menyelimuti Kota Solo dan sekitarnya pagi tadi. Namun dalam hitungan jam kabut tersebut menghilang. Fenomena itu sempat membuat Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo ditutup hingga pukul 08.00 WIB.
(alg/trw)











































