"Ada ancaman. Kami diperlihatkan video, 'kalau tidak diberi tebusan kalian akan seperti ini nanti'," kata salah satu sandera yang bebas, Syamsir, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
"(Video) yang digorok," lanjutnya. Syamsir dan tiga rekannya berada di Kemlu untuk diserahterimakan kepada keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama di sana kami makan kelapa kering. Kalau makanan (biasa) ada sisa-sisa, baru diberikan kepada kami," ungkap Syamsir.
Syamsir menambahkan, salah seorang rekannya pernah ditembak oleh kelompok bersenjata tersebut karena jalan terlambat.
"Ada satu, teman kita Si Lorens. Karena dia terlambat jalan jadi dia ditembak," ujar Syamsir.
Meski mengalami perlakuan tak manusiawi, namun dokter RSPAD yang melakukan tes kesehatan terhadap keempatnya menyatakan keempat WNI tersebut fisiknya sehat dan jiwanya stabil. 4 WNI disandera sejak 15 April 2016. Menurut dokter mereka tidak menderita trauma saat ditahan selama 25 hari tersebut.
4 WNI tersebut adalah anak buah kapal tugboat Henry. Saat diserang kelompok bersenjata, kapal mereka menarik kapal Christy dan tengah dalam perjalanan dari Filipina ke Indonesia. Kapal Henry sebenarnya membawa 10 ABK. Enam ABK lainnya berhasil diselamatkan tentara Malaysia, sedang 4 lainnya dilarikan penyerang. (rna/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini