Hingga pada 60'an, lagu Genjer genjer populer. Penyanyi saat itu Bing Slamet dan Lilis Suryani yang mempopulerkannya. Direkrutnya Arif ke Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berafiliasi ke PKI membuat lagu itu kemudian dipakai untuk propaganda.
"Lagu "genjer-genjer" selalu dinyayikan pada saat kampanye maupun pertemuan para anggota PKI. Lagu inilah yang dipakai untuk membangkitkan semangat juang mereka," tulis Abdul Munim DZ dalam buku 'Benturan NU PKI 1948-1965' seperti dikutip detikcom, Kamis (12/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Nasi sepiring sambal jeruk di dipan
Genjer-genjer dimakan bersama nasi
Kesusahan masyarakat lewat lagu ini yang kemudian dipakai PKI. Lagu ini menjadi propaganda, menggaet orang-orang desa dan rakyat miskin melawan kemapanan. Dan alhasil, lagu rakyat ini malahan lekat dengan stigma PKI. Saat peristiwa G 30 S/PKI terjadi, dan PKI tumbang lagu ini pun kemudian dilarang. Menyanyikannya akan diafiliasikan ke PKI. Padahal menurut Wasith, dan juga sejarawan LIPI Asvi Warman Adam tak ada syair lagu itu yang mengarah ke PKI. (dra/dra)