Cerita Tentang Lagu Genjer genjer yang Menjadi Lagu Propaganda PKI

Cerita Tentang Lagu Genjer genjer yang Menjadi Lagu Propaganda PKI

Wisnu Prasetyo, - detikNews
Kamis, 12 Mei 2016 14:59 WIB
Foto: Mindra Purnomo
Jakarta - Lagu Genjer genjer menjadi sebuah kritik sosial di masanya. Lagu yang diciptakan M Arif seniman Banyuwangi pada 1943 itu menggambarkan rakyat miskin di masa penjajahan Jepang terpaksa memakan genjer yang tumbuh di sawah. Padahal genjer itu biasanya dimakan ternak seperti itik.

Hingga pada 60'an, lagu Genjer genjer populer. Penyanyi saat itu Bing Slamet dan Lilis Suryani yang mempopulerkannya. Direkrutnya Arif ke Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berafiliasi ke PKI membuat lagu itu kemudian dipakai untuk propaganda.

"Lagu "genjer-genjer" selalu dinyayikan pada saat kampanye maupun pertemuan para anggota PKI. Lagu inilah yang dipakai untuk membangkitkan semangat juang mereka," tulis Abdul Munim DZ dalam buku 'Benturan NU PKI 1948-1965' seperti dikutip detikcom, Kamis (12/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu ini seperti disampaikan juga Sejarawan UI Muhammad Wasith Albar, sejatinya lagu ini menggambarkan kesusahan masyarakat. Pangan sulit membuat genjer menjadi makanan. Syair itu dibuat dalam bahasa Using, bahasa khas Banyuwangi. Berikut penggalan bait syairnya dalam bahasa Indonesia:

Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Nasi sepiring sambal jeruk di dipan
Genjer-genjer dimakan bersama nasi

Kesusahan masyarakat lewat lagu ini yang kemudian dipakai PKI. Lagu ini menjadi propaganda, menggaet orang-orang desa dan rakyat miskin melawan kemapanan. Dan alhasil, lagu rakyat ini malahan lekat dengan stigma PKI. Saat peristiwa G 30 S/PKI terjadi, dan PKI tumbang lagu ini pun kemudian dilarang. Menyanyikannya akan diafiliasikan ke PKI. Padahal menurut Wasith, dan juga sejarawan LIPI Asvi Warman Adam tak ada syair lagu itu yang mengarah ke PKI. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads