Rumah Betang adalah rumah panjang yang didirikan oleh suku Dayak untuk tempat tinggal. Ada dua Rukun Tetangga (RT) yang terdiri dari 33 keluarga yang menempati Rumah Betang Bali Gundi.
"Ini semua ada 33 pintu dan penuh, ini anak-anak semua juga tinggal di sini," kata seorang penghuni, Lia di depan Rumah Betang Bali Gundi, Kalimantan Barat, Rabu (11/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi kalau di sini sedang berkabung, tidak boleh terima kunjungan selama 10 hari. Kemarin ada penghuni yang baru meninggal,"papar Lia.
Suasana di sekitar Bali Gundi meski ramai dengan keriangan anak kecil, tetap terasa kesakralannya. Selain tidak boleh berkunjung, tamu juga dilarang mengambil gambar rumah tersebut.
"Enggak boleh (ambil gambar) masih berkabung," ujar Lia.
Lia mengatakan, masa berkabung memang satu keharusan ketika seorang penghuni baru kehilangan. Lama masa berkabung biasanya diantara 10-25 hari.
"Tergantung, kalau yang berduka raja-raja, atau keturunannya biasanya (masa berkabung) 25 hari," jelas Lia.
![]() |
"Lain waktu ke sini lagi, mudah-mudahan nanti kita bisa masuk Rumah Betang Bali Gundi sama-sama," tutup Lia.
Rumah betang banyak terdapat di daerah Pitussibau. Salah satunya, Balai Sentra Kerajinan Industri di Jalan Lintas Utara Pulau, Putussibau.
Balai ini dijadikan tempat membuat kerajinan dan galeri berbentuk koperasi. Berbagai hasil tenunan dan kerajinan tangan terdapat di balai ini dengan kisaran harga beragam.
"Kalau tenun ini, yang kecil 35 ribu kalau yang besar ada 150 ribu sampai 600 ribu. Biasanya kalau orang dari Jakarta atau Yogyakarta suka beli ke sini," kata seorang pedagang di balai tersebut.
(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini