"Harusnya semua diisi. Masalahnya ada form yang tidak terisi. Ada nilai yang tidak terisi," ujar Ketua Panitia SNMPTN 2016, Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (12/5/2016).
Tetapi Rochmad mengatakan dirinya tidak mengetahui ada tidaknya sistem peringatan (validasi) di PDSS yang terpasang jika seandainya ada form atau kolom yang tidak terisi. "Ini karena kekurangcermatan pihak sekolah karena tidak mengikuti aturan yang ada," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sekolah itu ada jurusan IPS dan akselerasi dan banyak yang lulus. Jadi tidak benar karena sistem SKS," terangnya.
Secara tegas Rochmad mengatakan tidak ada pengulangan kepada siswa SMAN 3 Semarang, tetapi masih ada waktu untuk mengikuti seleksi lewat ujian tulis (SBMPTN) yang akan dilakukan 31 Mei. "Kita harus encourage siswa. Tunjukkan mereka hebat dan mengikuti lagi ujian SBMPTN," kata Rektor UNY ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, SNMPTN adalah seleksi yang memakai komputer dan sistem berdasarkan PDSS online. PDSS ini memuat data-data siswa, termasuk riwayat nilai rapor dari tahun pertama hingga tahun terakhir siswa.
Sekolah diharuskan memiliki database siswa hingga riwayat nilai rapornya dan mengunggahnya ke sistem yang dinamakan PDSS online. Dari sistem ini, tiap siswa akan memperoleh password yang berbeda dan kemudian password ini dibagikan dari sekolah ke siswa.
Melalui password yang dimiliki, siswa memverifikasi data dan kemudian mendaftar SNMPTN memilih 2 jurusan dari 2 PTN, salah satu PTN harus berada di kota asal siswa. Siswa juga diminta mengunggah fotonya, kemudian siswa nanti akan mendapatkan kartu tanda pendaftaran.
Kepala sekolah memberikan rekomendasi pada setiap siswa yang mendaftar. Bagi yang mendaftar di cabang olahraga dan seni, harus pula mengunggah portofolio karya dan prestasinya. Proses seleksi berdasar data-data akademis selama bersekolah di SMA itu. (tfq/bag)