"Saya tanya ajudan (soal buku tamu), ternyata tak ada. Tanya staf jaga di ruangan tamu juga tak ada. Jadi pasca penggeledahan yang dilakukan BNN buku tamu sudah hilang. Siapa yang mengambil, ya kita juga tak tahu," kata Dirwan dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (11/5/2016).
Menurut Dirwan, dia membutuhkan buku tamu itu untuk mengecek siapa saja orang yang datang untuk bertamu dengannya. Karena Dirwan yakin, ada pihak-pihak yang melakukan fitnah besar untuk menjerumuskannya. Terlebih, hasil tes urine oleh BNN, dirinya negatif narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirwan menyebutkan, dia selama ini turut memerangi narkoba terutama kepada internalnya termasuk ke masyarakat. Karena itu, sebulan yang lalu, Dirwan melakukan tes urine mendadak kepada seluruh pegawainya.
"Itu saya lakukan, karena saya juga tak ingin lingkungan internal saya terlibat mengkomsumsi narkoba. Dari hasil tes urine di lingkungan kita, ada 3 pegawai saya postif narkoba. Dalam tes urine itu, termasuk saya juga wakil bupati, sekda dan ajudan saya," kata Dirwan.
Sebagai bentuk mendukung pemberanasan narkoba, lanjut Dirwan, pihaknya juga memberikan bantuan satu unit mobil untuk operasional BNN Kabupaten Bengkulu Selatan.
"Saya ini mendukung langkah BNN dalam memberantas narkoba, makanya kita turut membantu menyediakan mobil operasional untuk BNN di tempat kami," kata Dirwan.
"Malah saat dilaksanakan Isra' Miraj saya juga berpesan agar masyarakat Bengkulu Selatan khususnya harus memerangi narkoba. Tiba-tiba saja, kok saya difitnah seperti ini. Makanya saya minta pihak BNN harus mengusut siapa orang yang sengaja meletakkan barang itu (narkoba) ke ruangan tamu saya. Saya jelas difitnah," tutup Dirwan. (cha/bag)











































