Mendikbud Anies Baswedan mengatakan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia terus memperbaiki peningkatan kejujuran siswanya dalam UN. Hal ini tak terlepas dari upaya Kemensikbud untuk mendorong faktor integritas dalam UN.
"Faktor integritas penting untuk mendapatkan potret mutu pendidikan yang real. IIUN tidak mengukur kejujuran sekolah tapi mendorong sekolah untuk jujur dan berintegritas dalam ujian naaional," kata Anies di kantor Kemendikbud di Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (11/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2015, jenjang SMA dengan IIUN yang lebih besar dari nilai 70 hanya sebesar 35 persen. Namun pada tahun ini, meningkat menjadi 61 persen. IIUN hanya diukur pada sekolah yang masih menjalankan UN pensil kertas (UNPK). Sementara bagi sekolah yang sudah menjalankan UN berbasis komputer (UNBK) tidak dilakukan pengukuran.
"Mengukur kejujuran amat sulit, lebih mudah mengukur kecurangan," ujar Anies. Maka dalam penghitungan IIUN, ia mengamati pola kecurangan lewat jawaban siswa.
Peningkatan IIUN ini diukur melalui tingkat persentase jawaban siswa yang tidak menunjukkan pola kecurangan. Dimana kecurangan itu diukur dengan gabungan persentase contek-mencontek antar siswa dan persentase keseragaman pola jawaban soal UN berdasar kecurangan sistemik. (rvk/rvk)











































