Kesederhanaan yang istimewa itu ditangkap oleh pemuda desa setempat, yang kemudian ia bingkai dalam video dokumenter berjudul Banjar Short Escape. Pemuda ini ialah Vicky Hendri (25), pendiri Banyucindih Production. Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta 2014 itu memproduksi film dokumenter potensi Desa Banjar tersebut bersama 10 pemuda desa setempat. Meski rekan kerjanya itu tak pernah memiliki pengalaman dalam merekam video, tapi sekumpulan pemuda kreatif itu mampu mengerjakannya tak lebih dari 2 hari. Semua talent dan seluruh proses pengambilan video dikerjakan oleh anak desa setempat.
"Teman-teman yang bergabung di Banyucindih ini bukan anak film bukan anak video, lebih tepatnya pelarian anak-anak travel, arsitek, seni rupa, macem-macem latar belakangnya, tapi kita di sini belajar bareng. Semua talent dan timnya asli anak Banjar, mulai yang dari nulis naskah, artis, make up, editor, semua lah," jelas Vicky ketika ditemui detikcom di tempat tinggal yang sekaligus menjadi ruang kerja Banyucindih Production, Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Rabu (11/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vicky yang sebelumnya telah menggarap puluhan film dokumenter itu mengemas Banjar Short Escape dalam durasi 3 menit 58 detik. Di video itu ia bercerita tentang kekayaan alam dan kentalnya tradisi adat warga Desa Banjar yang layak di angkat menjadi tujuan wisata adat sebelum atau sesudah mendaki gagahnya Gunung Ijen.
![]() |
Desa Banjar, selain kuat dengan tradisi kebudayaan penyadapan aren beserta kulinernya, di sana juga memiliki bentang alamΒ yang masih natural. Sawah terasiring dengan kondisi berbukit-bukit membuat lokasi Desa Banjar seperti di Ubud, Bali. Potensi yang tak jarang terekam kamera inilah yang ia angkat dan diputar perdana saat Festival Banjar pekan lalu. Berbekal kecanggihan dunia maya, video Desa Banjar bisa menyebar lewat Youtube dan mengenalkan potensi desa ini ke seluruh penjuru dunia.
"Yang kami buat rata-rata adalah cuplikan potensi, sisi lain figur, adat budaya yang jarang orang ketahui. Seperti indahnya Desa Banjar ini, punya potensi yang layak jadi pilihan wisata alternatif di bawah kaki Gunung Ijen," imbuh Vicky penghasil karya video Tumiran yang sempat dijadikan buah bibir di ajang diskusi Indofilmcafe Belanda tersebut.
Vicky yang kini secara konsisten meracuni pemuda desa lainnya untuk ikut berkarya menampilkan potensi dan sisi lain indahnya Banyuwangi dalam frame video dokumenter itu punya impian besar mengangkat kekayaan bumi blambangan. Berbekal pengalamannya menjadi pemenang di beberapa ajang nasional seperti Denpasar Film Festival 2014, Film Dokumenter Jogja 2015 dan beberapa gelaran apresiasi film dokumenter lainnya ia ingin lebih idealis dalam karyanya. Ia juga fokus ingin membesarkan Banyucindih bersama desanya dan mengundang wisatawan untuk mengunjungi Desa Banjar. Meski masih dengan perlengkapan sederhana, ia ingin menunjukkan jika pemuda desa juga bisa berkarya nyata bagi promosi pengenalan potensi Banyuwangi.
"Anak desa seperti kita itu bisa loh bikin video keren. Kami ingin menunjukkan bahwa kami mampu," pungkasnya.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas merasa bangga pada karya lare using Banjar Short Escape tersebut. Selain kreatif, seluruh aktivitas dan semangatnya bisa ditiru oleh pemuda lainnya.
"Membanggakan, karena video ini diproduksi oleh anak muda desa Banjar, pemainnya anak desa Banjar, Desa Banjar Kaki Ijen Banyuwangi dan vila baru di desa yang sama. Video yang kreatif, enak dilihat," papar Anas.
Banyuwangi dilintasi tim Ekspedisi Langit Nusantara, program Telkomsel merekam bumi Indonesia melalui udara. Dua drone diterbangkan dari Sabang dan Merauke pada Kamis, 14 April 2016. Keduanya akan mengakhiri perjalanan di Bali pada Sabtu, 14 Mei 2016.
Selama perjalanan drone akan merekam secara live dan dapat disaksikan di sini. Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia.
(ugik/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini