Menurut Kepala Dinas Kebudayaan. Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Wonogiri, Senthot Sujarwoko, peristiwa tragis itu terjadi saat dokter Via bersama tiga pawang, yaitu Febri, Umar dan Arif, menemani dua ekor gajah koleksi WGM, yaitu Panamtu (jantan) dan Panamsari (betina), pada Rabu pagi.
Senthot memaparkan, pawang dan Dokter Via sebelumnya sempat memberi makan dan memandikan sepasang gajah itu yang sedang dalam masa orientasi dan pengenalan lingkungan baru karena memang belum genap sebulan berada di Waduk Gajah Mungkur. Saat aktivitas jalan-jalan itu korban bermaksud berfoto selfie sekitar 1 meter di depan Panamtu yang dinaiki pawang Arif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun kejadian persisnya bagaimana saya juga tidak tahu. Apakah Panamtu gajah kaget saat difoto atau karena sebab apa, polisi yang akan menyelidikinya" lanjutnya.
Dokter Via adalah dokter hewan muda yang berasal Desa Gemawang, Bulukerto, Wonogiri. Dia merupakan lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tahun 2013. Sejak enam bulan lalu, dia bekerja di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur sebagai kontrak khusus. Dia bertugas merawat dua gajah hibah dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Jateng tersebut. (mbr/trw)