Pelajaran dari Kaburnya Aura, Remaja Cantik asal Sukoharjo

Pelajaran dari Kaburnya Aura, Remaja Cantik asal Sukoharjo

Muchus Budi R. - detikNews
Rabu, 11 Mei 2016 11:59 WIB
Foto: Muchus Budi/detikcom
Sukoharjo - Aura Warna Sari, sempat meninggalkan rumah orangtuanya di Sukoharjo, selama dua hari. Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari kepergian Aura, terkait hubungan antara orangtua, pola asuh anak, perubahan zaman dan tren gaya hidup yang selalu berkembang.

Senin (9/5) sekitar pukul 06.30 WIB, Aura terlihat berkemas membawa tas dan memakai pakaian bepergian ala anak muda sekarang. Dia meminta tolong kakaknya untuk mengantarnya ke gerbang perumahan kluster tersebut. Ternyata dia sudah ditunggu taksi yang dipesannya. Selanjutnya, setelah itu dia tak lagi bisa dikontak. Orangtuanya kebingungan hingga akhirnya melapor ke polisi.

Selalu berkoordinasi dengan polisi, pasangan Bima Satria dan Rani Permatasari, orangtua Aura, terus berusaha menyisir dan mencari buah hatinya itu ke berbagai lokasi yang kemungkinan menjadi tempat yang ditinggali Aura. Termasuk menyisir lokasi yang biasa dipakai anak-anak muda di Solo biasa berkumpul. Hasilnya nihil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Selasa (10/5) malam, tepatnya sekitar pukul 20.00 WIB, anak kedua dari empat bersaudara itu kembali ke rumah. Dia pulang diantar oleh keluarga dari kenalan Aura. Menurut keterangan dari keluarga itu, Aura datang ke rumahnya pada Selasa petang dan selanjutnya langsung diantarkan pulang karena memang Aura menghendaki pulang.

"Aura mengaku mengetahui bahwa dirinya sangat dicari oleh keluarga setelah membaca pemberitaan di media. Selanjutnya dia berinisiatif untuk pulang. Ketika sampai di rumah, dia masih terlihat lelah dan sulit dimintai keterangan lebih lanjut tentang kepergiannya. Saat ini dia masih berada di kamar, belum bersedia ditemui," ujar Rani Permatasari saat ditemui di rumahnya, Rabu (11/5/2015) pagi.

Kemana Aura pergi selama dua hari semalam? Dia belum bersedia bercerita, bahkan kepada orangtuanya. Aura hanya mengatakan hanya keliling-keliling Solo saja. Bahkan tentang apa alasan paling kuat yang membuatnya nekat pergi, Aura belum bersedia mengaku, meskipun pihak keluarga menduga kenekatan itu berlatar belakang kemarahan Aura yang menilai bahwa keluarga terlalu mengekangnya.

Aura memang termasuk anak yang sangat aktif dan pandai bergaul dengan teman-teman seumurannya. Dia sangat aktif datang ke car free day di Jalan Slamet Riyadi, Solo, di setiap Minggu pagi. Di tempat itu dia semakin mengenal banyak teman. Bahkan berkenalan dengan seorang teman lelaki yang sangat dekat. Kepada orangtuanya Aura bahkan pernah meminta izin untuk berpacaran.

"Terus terang kami melarangnya. Dia masih terlalu kecil untuk itu. Usianya baru 13 tahun, baru duduk kelas VIII SMP. Dalam beberapa hal kami juga menegurnya agar tidak terlalu berlebihan dalam mengekpresikan diri lewat medsos. Saya kira kami juga perlu melakukan hal itu sebagai orang tuanya, namun itupun juga membuatnya semakin marah kepada kami," lanjut Rani.

Rani menyontohkan, Aura sering menampilkan foto-foto yang terlalu seksi untuk diunggah di instragram. Ketika ditegur, Aura marah. Kondisi itu rupanya juga sangat mempengaruhi pada proses studinya. Mengganggu proses belajar mengajar. Akhirnya mulai awal semester ini Aura sudah tidak lagi menjadi siswa SMP Lazuardi Kamila, tempat dia belajar selama ini. Aura mengikuti program homeschooling.

"Kami merasa tidak enak juga kepada pihak sekolah dan teman-teman sekelasnya. Kami memutuskan memanggil guru untuk program homeschooling. Selama belajar di rumah itu kami juga mengikuti program konseling dengan psikolog untuk Aura. Saat ini sebenarnya konseling sudah berjalan hingga kemudian terjadi kejadian ini," ujar Rani.

Rani mengaku, dia dan suaminya memang merasa sering kewalahan untuk berkomunikasi secara tepat dengan Aura. Banyak hal yang dia merasa kurang memahami dengan kemauan anaknya yang mulai remaja itu. Rani mengaku tidak bisa dan tidak mungkin melarang anaknya itu menggunakan alat komunikasi mutakhir seperti HP dan gadget.

Dia juga mengaku tidak mungkin melarang anaknya berkenalan dengan siapapun di era terbuka seperti sekarang, baik itu berkenalan langsung maupun lewat dunia maya atau jejaring sosial dan grup-grup pertemanan.

Namun sebagai orangtua, pasangan muda pengusaha mebel itu, merasa perlu untuk mempersiapkan masa depan anaknya sesuai yang mereka pahami. Sebagai orangtua Bima dan Rani mengaku sering mengontrol dan bahkan tak jarang bersikap tegas melarang anaknya jika dinilai sudah kelewatan dalam bersikap di medsos.

Namun rupanya hal itu menjadi pemicu persoalan berikutnya. Aura semakin nekat dan sering melawan. Dia merasa terlalu dikekang. Sering membuat tulisan-tulisan 'pemberontakan' terhadap kondisinya di rumah yang dia nilai terlalu keras mengungkungnya. Bahkan Rani yakin, ide minggat dari rumah yang dilakukan Aura juga berawal dari trik-trik kabur yang didapat anaknya itu dari masukan teman-temannya di medsos.

"Saya sempat membuka di instragramnya ada tulisan trik untuk kabur. Semua itu dipraktikkan Aura. Kami memang sempat memperhatikan ketika Aura mulai menabung uang receh di rumah. Rupanya uang itu yang dijadikan bekal kabur. Itu semua tertulis dalam trik yang dia dapatkan dari medsos tadi," kata Rani. (mbr/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads