Rumah Astini Bernuansa Horor

Rumah Astini Bernuansa Horor

- detikNews
Jumat, 18 Mar 2005 19:10 WIB
Surabaya - Nuansa horor mewarnai rumah Astini di Jl. Kampung Malang Utara I/22 pasca pembantaian terhadap Puji Astuti yang tubuhnya dipotong-potong oleh pelaku menjadi beberapa bagian beberapa tahun silam. Sejak kejadian itu, penghuni yang statusnya kontrak mengalami beberapa kejadian aneh.Selain itu, sumur di bagian rumah itu dianggap juga menakutkan warga sekitar. Meski telah ditutup, sumber air yang pernah menjadi tempat pembuangan jaket dan kontak motor milik almarhumah Puji Astuti ini oleh warga dianggap lebih angker.Memang sejak peristiwa pembunuhan keji itu, keluarga Astini pun memilih hengkang dari rumah yang dikontraknya beberpa tahun silam. "Beberapa bulan setelah keluarga Astini pindah, rumah itu ditempati oleh keluarga Singgan. Bahkan, berbagai cerita yang tersebar, rumah itu mengeluarkan bau darah. Amis," ungkap Sukardi yang menempati rumah kontrakan eks-keluarga Astini setelah keluarga Singgan, Jumat (18/3/2005).Saat ini, keluarga Sukardi menempati rumah tersebut bersama keluarga Supriyadi. Rumah sederhana itu dibelah menjadi dua bagian untuk ditempati kedua keluarga tersebut. Meski telah lewat bertahun-tahun, kisah seram pembantaian Nyonya Pudji Astuti oleh Astini masih menghantui keluarga Supriyadi."Saya tidak pernah tidur di kamar. Yang dulunya kamar itu dapur tempat pembunuhan terjadi. Saya merasa takut. Ahkirnya daripada dibayangi ketakutan lebih baik saya tidur di ruang tamu saja," ujar Nyonya Riama, istri Supriyadi. Meski tidak berani menempati, Supriyadi sekeluarga tetap merawat kamar itu, agar terlihat bersih dan tidak mneyeramkan. Terlihat, tempat tidur itu tertata rapi dengan sprei putih motif bunga-bunga.Sebelum supriyadi, rumah itu ditempati keluarga Singgan dan keluarga Darmaji. Setelah berjalan dua tahun, Singgan sekeluarga meninggalkan kontrakannya. Tinggalah Darmaji sekeluarga yang bertahan. Selang beberapa waktu, tempat yang ditinggal Singgan dikontrak oleh Soekardi sekeluarga. Setelah empat tahun, Darmaji pun mengikuti jajak Singgan. Sepeninggal Darmaji, datanglah keluarga Supriyadi. Kini Keluarga Soekardi dan Supriyadi, menjadi penghuni terakhir rumah di tengah gang padat tersebut.Bagaimana reaksi warga sekitar terhadap kabar akan segera dilaksanakannya eksekusi mati terhadap Astini? Di antara mereka, ada yang mengaku senang, namun juga yang merasa sedih dan kasihan. "Bu Astini dan keluarganya terkenal ramah saat tinggal di sini. Mereka suka membantuya," ujar Nyonya Tri, yang tinggal di depan rumah kontrakan eks-keluarga Astini.Tapi, lanjutnya, Astini juga dikenal temperamental. "Kalau digoda tetangga, dia sering cepat marah," lanjut Tri. Namun, lanjut dia, tak seorang tetangga menyangka watak temperamental Astini itu berujung pada peristiwa pembunuhan terhadap tiga korbannya, dengan cara yang sadis pula, kepala korban dikepruk, lalu dipotong-potong. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads