60 Bangunan Liar di Lokasi Wisata Perhutani Dibongkar, Tidak Ada Perlawanan

60 Bangunan Liar di Lokasi Wisata Perhutani Dibongkar, Tidak Ada Perlawanan

Tri Ispranoto - detikNews
Selasa, 10 Mei 2016 13:13 WIB
Pembongkaran bangunan liar di lokasi wisata Perhutani Purwakarta, Selasa, 10 Mei 2016 (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Purwakarta - Sebanyak 60 bangunan liar yang difungsikan sebagai lokasi pedagang dibongkar oleh Pemkab Purwakarta karena dianggap ilegal. Pemilik dinilai tak mengindahkan lingkungannya yang merupakan kawasan hijau dan wisata. Tidak ada perlawanan sebagaimana terjadi di beberapa tempat.

Lokasi bangunan yang berderet kurang lebih sepanjang 1 km di Jalan Raya Bungursari, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta itu mulai diratakan sejak Selasa (9/5/2016) pagi oleh tim dari Pemkab Purwakarta dengan dibantu oleh para praja IPDN yang tengah melaksanakan bhakti warga atau PKL.

Dalam pembongkaran itu, para pedagang nampak pasrah saat petugas mulai mengeluarkan satu persatu barang dari dalam kios. Bahkan nampak tak ada perlawanan sama sekali saat alat berat mulai beraksi untuk meratakan bangunan yang kesemuanya semi permanen itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Tri Ispranoto/detikcom

"Ini adalah tanah milik Perhutani yang diisi oleh bangunan liar. Bangunan-bangunan ini kita bongkar karena merusak sisi tata estetika lingkungan di sini yang merupakan kawasan wisata," jelas Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, di lokasi penggusuran.

Awalnya, kata Dedi, bangunan yang muncul adalah mereka warga yang menjual oleh-oleh dan makanan. Namun seiring waktu mulai berdiri bangunan yang tak selaras dengan konsep wisata seperti tukang las dan mebel.

Dedi khawatir jika terus dibiarkan maka kawasan tersebut akan semakin kumuh. Bahkan bukan tidak mungkin karena lokasi yang strategis juga dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab sebagai sarang prostitusi, kejahatan, dan narkoba.

Foto: Tri Ispranoto/detikcom

"Selama ini aparat kewilayahan seperti RT dan RW jarang sekali terkontrol tempat ini. Makanya dari pada menunggu terjadi sesuatu lebih baik kita cegah dan dibersihkan," katanya.

Menurut Dedi, ke depan lokasi tersebut akan dikerjasamakan dengan pihak Perhutani untuk kembali dijadikan lokasi penunjang wisata.

"Nanti kita bangun warung-warung oleh-oleh dan pusat kuliner agar terlihat karakter pariwisatanya. Jadi orang tidak sekedar makan tapi tempat ini akan jadi rest area berbasis lingkungan dan alam," ucapnya.

Foto: Tri Ispranoto/detikcom

Disinggung soal nasib pedagang, Dedi mengaku nantinya jika penataan sudah selesai para pedagang sebelumnya akan diprioritaskan untuk menempati tempat barunya.

"Syaratnya mereka harus benar-benar jualan oleh-oleh atau makanan yang khas Purwakarta," tuturnya.

Pihaknya memastikan proses pembongkaran yang akan berlangsung selama satu hari ini. Usai dibongkar nantinya akan langsung dilakukan penataan berupa pembuatan tempat berjualan dan taman-taman dengan total Rp 5 miliar.

Selain itu pihaknya bersama Perhutani akan melakukan penataan ulang tanaman terutama pohon-pohon yang mulai rusak karena tidak dirawat secara baik semenjak adanya bangunan liar. "Nanti stok-stok tanaman atau bunga milik Pemkab Purwakarta juga akan kita simpan di sini. Jadi kalau butuh tinggal ambil. Dan tempat ini akan terus dipenuhi oleh tanaman dan bunga," tutup Dedi. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads