Penutupan Nusantara Mengaji di Aceh, Warga Diharapkan Jadikan Mengaji Gaya Hidup

Penutupan Nusantara Mengaji di Aceh, Warga Diharapkan Jadikan Mengaji Gaya Hidup

Agus Setyadi - detikNews
Minggu, 08 Mei 2016 21:51 WIB
Foto: Agus Setyadi/detikcom
Banda Aceh - Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh dipilih sebagai lokasi khatam Alquran dalam gerakan Nusantara Mengaji. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar menutup kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Marwan mengungkapkan alasan memilih Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue sebagai lokasi khatam Alquran. Menurutnya, masjid yang selamat dari musibah tsunami pada 26 Desember 2004 silam mempunyai kewibawaan dan nilai magis.

"Ketika Aceh dilanda tsunami, masjid ini berdiri tegak dan kokoh tidak hancur. Padahal bangun di sekitarnya tidak ada yang tinggal," kata Marwan, Minggu (8/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Baiturrahim terletak sekitar 100 meter dari bibir Pantai Ulee Lheue. Saat tsunami meluluhlantakkan Aceh, hanya masjid ini yang berdiri kokoh di antara puing-puing sisa bangunan. Tak ada bangunan lain yang tersisa di sana.

"Saya sangat-sangat yakin jika masjid ini sering dibacakan Alquran dan didirikan salat berjamaah. Hari ini kita dipertemukan di masjid ini yang menurut saya penuh magis dan kewibaan," jelasnya.

Nusantara Mengaji di Banda Aceh (Foto: Agus Setyadi/detikcom)


Pantauan detikcom, ribuan muslim dan muslimah datang ke masjid ini untuk mengikuti prosesi penutupan kegiatan Nusantara Mengaji. Mereka mengenakan pakaian serba putih. Sebuah panggung ukuran besar didirikan di depan halaman masjid.

Khatam Alquran dimulai dengan membaca surah At-Takasur yang dilantunkan oleh sejumlah hafiz cilik. Mereka membaca satu per satu surah hingga tamat secara bergiliran. Sejumlah hafiz cilik ini duduk disebuah tempat yang sudah ditetapkan.

Marwan mengatakan, gerakan Nusantara Mengaji yang berlangsung selama dua hari yaitu 7 hingga 8 Mei di seluruh Indonesia tidak ada kaitan dengan politik. Gerakan ini murni untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengaji.

"Ini murni kegiatan keagamaan. Tidak ada kaitan dengan politik," kata Marwan.

Menurutnya, gerakan ini digelar bertujuan agar semua problematika yang ada pada bangsa ini terselesaikan melalui mengaji.

"Gerakan ini terus kita kumandangkan di seluruh Indonesia. Setelah kegiatan ini ditutup, masyarakat kita harapkan tetap mengaji setiap hari," jelasnya. (fdn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads