Ana Siswi SD yang Lumpuh Akibat Dijahili Teman Kini Mulai Pulih

Ana Siswi SD yang Lumpuh Akibat Dijahili Teman Kini Mulai Pulih

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Rabu, 04 Mei 2016 18:05 WIB
Ana Amelia, siswi SD di Semarang yang lumpuh akibat dijahili teman mulai berlatih berjalan di RSUD Ketileng, Rabu 4 Mei 2016 (Foto: Angling Adhitya P/detikcom)
Semarang - Siswi kelas 3 SDN Mangkang Wetan 02 Kota Semarang, Jawa Tengah yang menderita kelumpuhan akibat dijahili temannya kini sudah mulai bisa berjalan. Bocah bernama Ana Amelia (9) itu tersenyum ketika dokter di RSUD Kota Semarang membimbingnya berjalan pelan.

Sejak Senin (2/5) lalu, Ana mulai dirawat di ruang Bima RSUD Kota Semarang untuk menjalani rangkaianΒ  pengobatan dan terapi. Siang ini Ana menunjukkan kondisinya yang membaik dengan berjalan pelan keluar ruangan dan kembali lagi ke tempat tidur.

Senyum Ana pun melengkung sambil memeluk ibunya, Indah Cahyani. Dokter kemudian membawa Ana ke ruang Fisioterapi untuk menjalani terapi melatih otot-ototnya yang lemas karena mengalami kelumpuhan pasca dijahili.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ruangan terapi, Ana berusaha menggunakan sejumlah alat yang berbeda untuk melatih otot mulai satu persatu jari tangan kanannya hingga seluruh bagian tangan. Ana cukup bersemangat menggerakkan benda-benda terapi itu dengan susah payah.

"Sudah capek, dik?" tanya dokter.

"Belum, pingin sembuh," jawab Ana lirih.

Ia kemudian melanjutkan terapi dan mencoba 12 alat dalam satu meja itu dengan didampingi dokter. Direktur RSUD Kota Semarang, Susi Herawati mengatakan Ana mengalami Tetraparese, atau otot di empat pegerakan mengalami lemah dan juga Spinal Cort Injury atau trauma pada tulang belakang. Beruntung kelumpuhan Ana cepat tertangani dan bisa dipuliihkan dengan terapi.

"KalauΒ  kakinya, untuk jalan sebulan lagi bisa. Kalau tangan sekitar tiga bulan.
Pelayanan ada rawat inap di ruang Bima dirawat dokter spesialis syaraf. Dilakukan fisioterapi tiap hari. Ini sampai sembuh, tidak setengah-setengah," kata Susi.

Ana Amelia diperiksa tim medis di RSUD Ketileng, Rabu 4 Mei 2016

Sementara itu dokter spesialis di Fisioterapi RSUD Kota Semarang, dr Rini Ekowati mengatakan, leher Ana diberi penyangga untuk mencegah otot di leher terjepit selama terapi. Sejak Senin kemarin terapi diberikan dan menunjukkan perkembangan signifikan.

"Tiga kali terapi sudah bisa jalan, walaupun langkahnya belum sempurna. Pengembalian fungsional harus rutin," pungkas Rini.

Ia menjelaskan, saat awal Ana dibawa ke RSUD Kota Semarang kekuatan otot Ana sebelah kanan yang mengalami kelumpuhan hanya berada di angka 2 dari maksimal 5. Saat ini sudah mulai meningkat dan butuh proses pemulihan.

"Perkembangan dek ana luar biasa.Β  Pas datang kekuatan otot 2, artinya tidak bisa melawan gravitasi, lemas, untuk angkat pantat juga tidak bisa. Sekarang sudah recovery,Β  kekuatan otot kakinya 4, dan tangan 3," jelas Rini.

Tim dari psikolog juga diturunkan untuk memberi semangan Ana yang sudah sebulan ini tidak bisa sekolah. Hal itu dilakukan agar Ana tidak patah semangat dan minder ketika melihat anak-anak lainnya bermain sementara ia masih sulit menggerakkan tubuh.

"Penanganan psikolog ada.Β  Sudah ke rehabilitasi medik, psikolog, dan kita dari dokter syaraf. Kita satu tim," tandasnya.

Ana menjadi korban kejahilan 3 temannya tanggal 31 Maret 2016 lalu. Saat itu ia hendak duduk namun bangkunya ditarik sehingga ia jatuh terduduk ditambah kepala bagian belakangnya juga terbentur.

Usai kejadian, Ana tidak merasakan sakit, namun empat hari berikutnya ia lemas dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya terutama sebelah kanan. Tindakan medis awal sudah dilakukan, dan orang tua 3 siswa yang menjahili Ana juga sudah meminta maaf dan membuat perjanjian untuk membantu pengobatan.

Baca juga: Kisah Ana, Siswa SD di Semarang yang Lumpuh Akibat Kejahilan Temannya

Ana kemudian dirujuk ke RSUD Kota Semarang setelah dikunjungi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang menjanjikan pengobatan gratis bagi Ana. Kini Ana dirawat selam lima hari untuk menjalani berbagai terapi.

"Ya saya terimakasih sekali, ini gratis dan berangkatnya kemarin juga dijemput ambulans. Ini sudah bisa jalan, duduk," kata ibu Ana, Indah Cahyani. (alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads