Rabu (4/5) hari ini, Bupati Yoyok melantik 30 Kepala Desa di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Dipilihnya masjid sebagai tempat pelantikan rupanya memiliki makna khusus.
"Pelantikan di masjid ini bukan untuk atraksi atau bercanda. Pertama, kebetulan yang kepala desa yang akan dilantik semuanya beragama Islam. Kedua, saya ingin menegaskan pesan bahwa sumpah jabatan itu adalah hal yang sangat serius. Sumpah jabatan di masjid seharusnya mengawali kebaikan," ujar Yoyok dalam siaran pers dari Pemkab Batang, Rabu (4/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Usai acara pelantikan, Bupati Yoyok menjelaskan pelantikan kepala desa kali ini terasa istimewa karena sebanyak 13 dari 30 kepala desa yang dilantik merupakan hasil Pilkades tanpa politik uang.
Terkait pilkades tanpa politik uang ini, sebelum menggelar pilkades, Bupati Yoyok bertanya ke seluruh calon di 30 desa soal komitmen tak main duit. Hanya calon-calon dari 13 desa yang siap menyatakan berani bertarung tanpa main politik uang.
Pelaksanaan Pilkades tanpa politik uang, menurut Yoyok, sebetulnya merupakan sebuah langkah untuk memperkuat civil society. Apalagi keberadaan UU Desa, Yoyok melanjutkan, harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Pasalnya dalam UU tersebut , pemerintahan desa memiliki kewenangan yang besar.
"Meskipun belum semua desa sanggup melaksanakannya, namun ini adalah awal untuk mendorong warga Batang menjalankan nilai demokrasi secara substantif. Jika masyarakat sudah bisa menjalankan hak pilihnya, tanpa embel-embel politik uang, maka dipastikan pemimpin yang terpilih pun merupakan pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab," lanjut Yoyok.
Mantan intel BIN ini menambahkan, kemajuan demokrasi tidak harus lahir dari kota besar. Tetapi bisa dari yang paling kecil seperti desa di Kabupaten Batang.
"Demokrasi yang bersih adalah fondasi civil society yang kuat. Jika tidak dibangun, mau punya duit triliunan juga tidak akan jadi apa-apa. Itu sama saja dengan membangun gedung megah bernama 'pertumbuhan ekonomi' di atas pasir. Bernegara adalah milik semua warga, bukan hanya elit-nya. Belajar demokrasi dari desa. Itu yang ingin warga Batang katakan pada Indonesia," tegas Yoyok.
(tor/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini