Melihat Pulau Reklamasi, Ruko dan dan Gardu Listrik Sudah Terbangun

Melihat Pulau Reklamasi, Ruko dan dan Gardu Listrik Sudah Terbangun

Idham Kholid - detikNews
Rabu, 04 Mei 2016 12:48 WIB
Melihat Pulau Reklamasi, Ruko dan dan Gardu Listrik Sudah Terbangun
Foto: Danu Damarjati
Jakarta - Proyek reklamasi Teluk Jakarta masih menjadi polemik. Meski kini pembangunannya dihentikan sementara (moratorium), namun sejumlah bangunan tampak sudah berdiri di atas lahan pulau buatan tersebut.

Bagaimana penampakan di pulau itu?

detikcom berekesempatan menyambangi Pulau C dan D, Rabu (4/5/2016) dari wilayah Pantai Indah Kapuk. Untuk menuju pulau, telah ada dua jembatan besar yang di kanan kirinya aliran air laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Tidak bisa serta merta masuk ke pulau itu. Seluruh pewarta media diharuskan meninggalkan kartu identitas atau KTP untuk ditukar dengan kartu pengunjung (visitor card).

Aspal jalan hanya sebatas ujung jembatan. Setalahnya, jalanan tampak dibangun dengan konblok. Jalanan dengan konblok hingga deretan bangunan yang terlihat telah rampung dan dicat. Selebihnya masih berupa tanah berdebu dan berpasir.



Setelahnya, terdapat beberapa deretan bangunan yang masih setengah jadi. Tidak tampak ada pengerjaan, namun beberapa alat berat seperti becko terparkir.



Gardu listrik juga sudah dibangun. Sejumlah ruas jalan dengan lampu jalan juga telah dibangun hingga pantai. Namun masih tanah berdebu dan berpasir.



Memang tidak ada tampak pengerjaan hari ini. Tapi para satpam tampak melarang awal media yang ingin mengambil foto maupun gambar video.

Hari ini, Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau pulau ini. Mereka disambut oleh Komisaris Utama PT KNI (anak usaha PT Agung Sedayu Group) Nono Sampono.



"Kami ingin bertanya, pengembang mau ikut aturan negara enggak? Saya mah orangnya gampang-gampang saja, tegas, mau ikut apa enggak, kalau enggak mau kan jadi jelas," kata Rizal Ramli dengan suara meninggi.



"Pasti ikut, pengembang menghormati dan mendukung kebijakan pemerintah pusat tentang moratorium," jawab Nono.

Rizal kemudian melanjutkan penjelasannya dengan menyoroti pulau C dan D yang tampak tidak terpisah karena harusnya dua pulau itu untuk menjamin supaya arus laut dan lingkungan bisa tertata. Saya lihat disini tiba-tiba sudah bergabung. Mungkin dapat tambahan tanah, tetapi kami minta pengembang untuk berbesar hati memperbaiki ini, tetap dibikin jarak antar pulau 100 meter. Kedalaman 8 meter, ke darat 300 meter," tegasnya. (idh/aws)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads