"Itu operasi intel, adu domba, bakar rumah biar masyarakat resah. Ini ada grand design menurut saya," kata Mansur saat berbincang dengan detikcom di Luar Batang, Jakarta Utara, Rabu (4/5/2016).
|  Masjid Luar Batang. (Foto: Bisma Alief/detikcom) | 
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mansur kemudian menyebut adanya ketidaksesuaian pernyataan dari petugas kelurahan dan kecamatan saat bertemu pengurus Masjid Luar Batang dengan ketika mereka datang langsung. Kepada pengurus masjid, petugas kecamatan dan kelurahan mengatakan bahwa tidak ada penggusuran, rumah-rumah di atas sungai bisa dibongkar. Tapi begitu sampai, yang diomongin (adalah pembangunan) plaza, jalan," papar Mansur.
Warga Luar Batang, kata Mansur, akan bertahan kalau Pemerintah Provinsi DKI tetap berencana menggusur permukiman penduduk.
|  Suasana Luar Batang, Rabu, 4 Mei 2016. (Foto: Bisma Alief/detikcom) | 
Gubernur Ahok bermaksud menata kawasan Luar Batang setelah menata kawasan Pasar Ikan. Warga akan dipindahkan ke rusun, sedangkan yang memiliki sertifikat akan dibeli lahannya. Masjid Luar Batang juga akan dipercantik seperti plaza, akses jalannya diperlebar, tidak sempit seperti sekarang.
SP1 biasanya diterbitkan untuk merelokasi warga yang menempati kawasan ilegal. Setelah SP1, akan terbit SP2, SP3, hingga surat perintah bongkar. Namun yang beredar di warga Luar Batang dipastikan palsu.
Saefullah mengatakan kedatangannya menemui warga luar batang malam tadi untuk mengobservasi masjid yang akan ditata Pemprov, termasuk PKL. Saefullah mengaku menawarkan warga yang ingin menjual tanahnya ke Pemprov, namun tidak memaksa.
"Saya sampaikan kalau ada sekitar masjid (tanah) suratnya jelas, ada sertifikat jelas, mau dijual, DKI akan beli. Untuk apa? Plaza masjid supaya orang datang lihat plaza, ada kaki lima dan sebagainya," ujar Saefullah pada Selasa (3/5).
(erd/nrl)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 