Ahok: Sekda Mau Kasih Seragam untuk Petugas Masjid Luar Batang

Ahok: Sekda Mau Kasih Seragam untuk Petugas Masjid Luar Batang

M Iqbal - detikNews
Selasa, 03 Mei 2016 15:38 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) angkat bicara tentang kunjungan Sekda DKI Saefullah yang ditolak warga Luar Batang, Jakarta Utara. Ahok mengatakan Saefullah hendak membuat seragam bagi petugas masjid.

"Sekda jelas kok udah ngomong mau rapihin PKL, mau kasihin marbotnya, kasih baju petugasnya. Itu kan tempat wisata religi," ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (3/5/2016).

"Kalau kamu nggak ada pegawainya, kamu nggak tahu mana yang orang luar mana nggak kan kita mau jadikan wisata religi kan makanya saya pikir kayak gini (ada penolakan) kan susah," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok mengatakan Sekda DKI sudah kesekian kalinya datang menemui warga luar batang. Sebelum malam tadi, Sekda sudah datang minggu lalu menemui pengurus masjid. Namun tiba-tiba warga berkumpul seperti ada yang memprovokasi.

"Saya nggak tahu (provokator), kita tunggu polisi cek," ujarnya.

Saefullah saat ditemui di ruang kerjanya, membenarkan kunjungannya ke Luar Batang ingin memberikan seragam bagi pengurus masjid. Dia menyebut pengelolaan masjid Luar Batang, akan lebih baik seperti tempat wisata religi lainnya.

"Penjaga sandal, penjaga wudu, termasuk marbotnya susah dibedakan jamaah dengan petugas. Timbul pemikiran boleh juga diseragamkan. Kalau kita lihat masjid terbesar masjidil haram dan Nabawi, di sana cleaning service pakai seragam," ucap Saefullah.

"Semalam saya datang sudah bawa tukang ukur penjahit," imbuhnya.

Dia sempat salat Isya di masjid Luar Batang dan berdiskusi dengan pengurus masjid menawarkan seragam untuk petugas masjid. Tiap petugas rencananya akan mendapatkan dua seragam, namun inisiatif itu ditolak pengurus.

"Saya duduk di depan kantor pengurus masjid, ngomong sama pengurus. Ada Pak RW juga. 'Pak, kayaknya orang-orang nggak diukur sekarang'. Saya bilang sekarang saja, kasihan tukang jahitnya. 'Nggak bisa, nanti kapan-kapan saja'. Kalau nggak bisaa saya pulang," cerita Saefullah.

Usai dialog itu, muncul pergerakan massa yang rupanya terprovokasi karena mendapat Surat Peringatan (SP1) yang menyebut seolah Pemprov akan menggusur kawasan Luar Batang. SP1 disebut Saefullah palsu, karena tak pernah ada SP terbit.

Seorang Satpol PP dipukuli warga hingga mendapat jahitan di dahi. Lurah setempat juga disebut sebelumnya oleh Ahok mengalami luka.

"Saya minta cek apa sih sebetulnya masalahnya, ternyata ada surat beredar SP1 dari Gubernur, Wali Kota dan Satpol PP. Saya bilang itu palsu," terang Saefullah. (bal/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads