Seskab: Masyarakat Indonesia Masih Belum Memahami Bahaya Laten Korupsi

Seskab: Masyarakat Indonesia Masih Belum Memahami Bahaya Laten Korupsi

Rini Friastuti - detikNews
Selasa, 03 Mei 2016 14:02 WIB
Pramono Anung/ Foto: Ari Saputra
Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut proses pemberantasan korupsi di Indonesia beserta aturannya telah terlaksana dengan baik. Aturan pemberantasan korupsi dibuat sedemikian rupa agar dapat menyentuh hingga ke tingkat pejabat tinggi negara.

"Di negara lain hampir sulit ditemukan Ketua MK ditangkap, ini menunjukkan kinerja pemberantasan korupsi sudah cukup baik. Aturan dibuat sedemikian rupa untuk bisa mengakses pejabat tinggi negara,"

Hal tersebut disampaikan Pramono dalam acara seminar dan lokakarya nasional bertajuk Partisipasi Publik dalam Peningkatan Kualitas Tata Kelola Kerja dan Kinerja Penangangan Kasus Korupsi yang diselenggarakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Selasa (3/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sekian banyak penindakan kasus korupsi di Indonesia, beberapa di antaranya menurut Pramono menyentuh hingga ke tingkat pejabat tinggi negara, seperti pimpinan lembaga penegak hukum hingga menteri.

seminar dan lokakarya nasional bertajuk Partisipasi Publik dalam Peningkatan Kualitas Tata Kelola Kerja dan Kinerja Penangangan Kasus Korupsi


"Di Indonesia, Ketua MK bahkan Menteri Agama pun bisa ditangkap KPK," jelas Pramono mencontohkan.

Walau begitu, Pramono menilai hingga saat ini masyarakat belum terlalu paham bahaya laten korupsi, sehingga masih banyak pelaku korupsi yang dapat menjadi pejabat negara. Pramono mencontohkan dengan masih terpilihnya sejumlah calon kepala daerah, meski tersangkut kasus korupsi.

"Ini kan tandanya masyarakat acuh saja dengan mereka yang pernah tersangkut korupsi. Dan itu terjadi karena si calon punya uang," kata Pramono.

Selain itu efek jera bagi pelaku korupsi di Indonesia setelah ditangkap belum terlihat dengan jelas. Alih-alih merasa malu, beberapa tersangka korupsi misalnya, masih dapat tersenyum ketika dihadirkan ke hadapan publik.

"Lalu coba kita lihat, hari pertama ditangkap wajahnya sedih dan sendu, lalu kita lihat lagi 2-3 hari berikutnya, wajahnya sudah tenang, sudah bisa tersenyum dan melambaikan tangan ke kamera, ini kan tandanya dia tidak merasa malu," sambungnya.

Dengan diadakannya acara ini, dia berharap pegiat anti korupsi serta masyarakat semakin memperkaya diri dengan pengetahuan tentang bahaya korupsi.

"Seperti yang saya bilang, aturan sudah oke, tinggal bagaimana kita membawa semangat antikorupsi hingga ke aspek kultural di masyarakat," tutupnya. (rni/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads