FFD ini merupakan festival film pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang khusus menangani film dokumenter.
"FFD itu didirikan di Yogyakarta tahun 2002. Usianya sudah hampir 15 tahun," ungkap Alia Damaihati salah satu penggerak FFD di sekretariat kepada detikcom di Kotabaru, Yogyakarta, Senin (2/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide awal membuat kegiatan ini lanjut dia, adalah keinginan para anak muda yang ingin berkontribusi atau berbuat sesuatu yang lebih baik bagi dunia perfilman di Indonesia, khususnya film dokumenter.
"Saat itu, kami melihat potensi film dokumenter yang belum tergarap secara optimal," papar Alia.
Menurut Alia, antara film dokumenter dengan film beredar dan ditonton masyarakat jelas berbeda. Film dokumenter mampu memberikan pencerahan, mencerdaskan atau ada unsur mendidik. Sedangkan film yang umum sifatnya instant dan profit oriented.
"Kami ingin memberikan suatu pembelajaran kepada masyarakat," kata Alia didampingi rekannya Ukky Satya.
Menurut Alia, di era digital saat ini untuk mengakses sebuah informasi sangatlah mudah. Demikian pula bagi para film maker, internet banyak memberikan kemudahan dalam berbagai hal.
"Namun mereka akan selalu berhati-hati terutama saat menggunakan media sosial karena riskan karya mereka akan dibajak," katanya.
Menurutnya media internet menyediakan banyak source bagi para film maker terutama untuk belajar. Bahkan untuk menunjang suatu kegiatan atau event akan lebih efisien bila menggunakan media-media sosial dibandingkan menggunakan semacam poster atau flyer.
![]() |
Alia menambahkan FFD dilaksanakan secara rutin diselenggarakan setiap tahun pada bulan Desember sejak tahun 2002 hingga sekarang ini. Festival pada tahun 2015 digelar pada tanggal 7-12 Desember di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Pada kompetisi tersebut ada 133 film terdiri tiga kategori yakni 11 dokumenter panjang, 96 dokumenter pendek dan 26 dokumenter pelajar. Ini juga merupakan kompetisi dengan jumlah entri terbanyak dalam sejarah 14 tahun festival.
"Ke depan kami ingin lebih luas lagi, internasional. Namun masih terus kami bahas bersama teman. Untuk beberapa program kegiatan akan terus dilakukan seperti sebelumnya," pungkas Alia.
Yogyakarta adalah salah satu lintasan Ekspedisi Langit Nusantara yang digelar Telkomsel. Dua drone diterbangkan dari Sabang (Elang Barat) dan Merauke (Elang Timur) pada 14 April 2016 lalu. Elang Barat berada di Yogya sejak, Senin (2/5/2016) hingga hari ini. Selanjutnya akan menyambangi Surabaya dan kota-kota di Jawa Timur.
Garuda Wisnu Kencana, Bali, akan menjadi persinggahan terakhir. Elang Barat dan Timur akan bertemu di tempat itu pada 14 Mei 2016.
Selama program Elang Nusa berlangsung, kedua drone akan merekam video yang kemudian diunggah melalui jaringan terbaik Telkomsel ke www.telkomsel.com/elangnusa.
Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia. Klik di sini. (bgs/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini