Bus 'Halokes', Sisi Lain Penataan Pendidikan di Kota Malang

Mencari Cagub DKI Terbaik

Bus 'Halokes', Sisi Lain Penataan Pendidikan di Kota Malang

Muhammad Aminudin - detikNews
Senin, 02 Mei 2016 18:25 WIB
Foto: M Aminudin/detikcom
Malang - Kota Malang punya bus sekolah. Namanya Halokes. Alat transportasi ini jadi salah satu terobosan penataan pendidikan.

Orang luar Malang dan sekitarnya pasti akan bertanya-tanya, apa arti Halokes sehingga layak disematkan pada nama bus. Apakah Halokes nama orang? Nama wali kota legendaris? Nama tempat?

Bukan! Halokes berarti sekolah jika hurufnya dibaca dari belakang. Anak-anak Malang memang biasa mengucap atau membaca secara terbalik. Karena itulah terkenal istilah Kera-kera Ngalam, yang artinya Arek-arek Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: M Aminudin/detikcom

Kembali ke soal Halokes. Bus itu dilaunching pada awal 2015 lalu. Jumlahnya 6 unit. Lima unit dibeli dengan dana APBD 2014 sebesar Rp 4,5 miliar, 1 unit dibeli dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Jatim.

Harapannya, dengan bus Halokes, maka siswa kurang mampu bisa ke sekolah secara gratis. Juga agar angka kecelakaan yang melibatkan siswa berkurang.

Bus beroperasi setiap hari beroperasi mulai pukul 05.45 WIB dan menjemput dari sekolah pukul 13.45 WIB. Khusus untuk hari Jumat, saat pulang bus akan menjemput pada pukul 10.30 WIB atau menyesuaikan dengan jam pulang sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah menuturkan, bus Halokes merupakan keinginan Wali Kota Malang Moch Anton memberikan keringanan bagi siswa serta orang tua. Karena, dengan menggunakan fasilitas ini, siswa maupun orang tua tidak lagi terbeban biaya transportasi.

"Naik bus sekolah bisa gratis, Abah Anton (Wali Kota) menginginkan itu. Sekarang masih terus beroperas sesuai rutenya," ujar Zubaidah kepada detikcom, Senin (2/5/2016).

Foto: M Aminudin/detikcom

Zubaidah mengaku, pengoperasi Bus Sekolah tetap akan dilakukan evaluasi. Yang pertama, apakah armada yang beroperasi sudah benar-benar membantu siswa. Pihaknya tidak memungkiri, kehadiran bus sekolah masih jauh dari cukup. Jika melihat jumlah keseluruhan siswa di Kota Malang.

"Kalau kurang memang iya, tetapi secara perlahan. Kami (Diknas) akan terus berupaya memfasilitasi semua siswa," jelasnya.

Menjelang Pilgub DKI tahun 2017, banyak pihak mendorong kepala daerah yang berhasil membangun daerah untuk maju. Bahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap kepala daerah yang sukses ikut meramaikan Pilgub DKI supaya warga Ibu Kota punya banyak pilihan calon kepala daerah.

Ada beberapa kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin daerahnya. Salah satunya Wali Kota Malang Moch Anton. Selain itu, ada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan Wali Kota Pangkalpinang M Irwansyah. Siapakah di antara mereka akan jadi cagub DKI terbaik?

(fat/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads