Apa jawaban Anda sebagai orangtua dan orang yang lebih tua bila menerima pertanyaan dari anak-anak berkaitan dengan eksistensi manusia dan alamnya macam begini: Tuhan ada di mana? Cinta itu apa?
Berbagai pertanyaan di benak anak yang begitu banyak, kadang tidak bisa dijawab sepenuhnya oleh orang tua atau guru. Sebagian karena dianggap terlalu 'nggak penting', sebagian lagi bahkan mungkin karena terlalu 'penting'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daripada saya mengutuk kegelapan, lebih baik saya menyalakan lilin kehidupan," terang Hendra saat berbincang dengan detikcom via telepon, Selasa (29/9/2015).
Lewat blog tersebut, Hendra juga ingin memperkenalkan sejumlah profesi yang selama ini kurang begitu populer di mata anak-anak. Misalnya seperti astronom, pakar biologi, seniman, pelukis dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah memberikan motivasi pada anak agar mengejar cita-citanya sesuai dengan keinginan.
"Kami ingin memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan kami yang notabene pakar dalam pengertian lebih luas seperti dosen, praktisi, kakak mahasiswa. Konsepnya melalui pertanyaan anak berinteraksi dengan kami dan kami berinteraksi dengan anak-anak," terangnya.
anakbertanya.com |
Caranya, anak bisa langsung bertanya lewat blog. Lalu nanti Hendra dan para relawan akan mencari jawabannya ke para pakar terkait. Ada yang bisa dijawab langsung, ada yang butuh waktu. Hasilnya, sejak diluncurkan tahun 2013, sudah ada ribuan pertanyaan anak yang masuk dan sebagian besar sudah terjawab oleh pakar masing-masing.
Anak-anak usia SD tersebut mengajukan pertanyaan yang mendasar, namun terkadang jawabannya sampai membuat pusing para pakar. Mulai dari pertanyaan filosofis, ilmu pengetahuan, persoalan kehidupan, sampai hal-hal unik yang membuat penasaran lainnya.
"Tentu banyak pertanyaan yang di luar jangkauan mereka sendiri, namun entah kenapa mereka bertanya. Ada yang benar-benar ingin ditanyakan atau mungkin juga yang baru dengar istilah itu terus tanya, atau juga ada orang dewasa yang nitip pertanyaan," kata Hendra saat berbincang dengan detikcom, Selasa (29/9/2015).
Hendra Gunawan (dok.pribadi) |
Salah satu yang paling menarik adalah pertanyaan tentang: "Tuhan itu ada di mana?" Hendra butuh waktu 2,5 tahun untuk mencari orang yang tepat untuk menjawabnya. Lalu, ada pertanyaan: 'mengapa ada cinta?' dari salah seorang anak SD. Butuh waktu lama dan 10 orang pakar untuk menjawab itu.
Lain lagi dengan inibudi.org. Situs yang digagas Najeela Shihab, yang juga pendiri Sekolah Cikal, bersama Irma Hidayani dan Wilita Putrinda ini bertujuan mempercepat perluasan akses materi belajar SD-SMA ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.
"inibudi.org ini sejak tahun 2013, ide awalnya bantu pemerintah mempercepat akses kualitas materi belajar. buat pelajaran SD-SMA, bisa didownload secara online, dan diputar offline. Beberapa video kami salurkan via YouTube, namun lebih lengkap di website kami. Kami masih pakai web, bukan aplikasi," demikian kata Managing Director inibudi.org, Wilita Putrinda kala ditemui detikcom di sela acara Pesta Pendidikan, di Museum Diorama, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (1/5/2016).
Selain video pelajaran sekolah, inibudi.org juga membuat video profesi yang menginspirasi anak-anak daerah, yang menurut Wilita, rasa penasarannya tinggi terhadap jenis profesi yang ada di kota. Dalam membuat materi-materi video, imbuh Wilita, materi-materi dikurasi Najeela, Irma, dirinya sendiri serta ada seorang manajer kurikulum yang mengikuti perkembangan kurikulum nasional. "Kami kerjasama juga dengan sekolah Cikal," imbuh dia.
Wilita (dok.pribadi) |
Wilita menjelaskan, dalam operasionalnya, inibudi.org memiliki 4 program, yakni:
a. Guru berbudi, guru yang menjadi narasumber untuk memberikan materi.
"Gurunya mengirimkan materi ke Jakarta atau kami yang jemput bola ke daerah, kami turun ke Bandung, Makassar dan Ambon dan membuatkan videonya," tuturnya.
b. Teman belajar, adalah program siswa yang mengajari rekan-rekan mereka sendiri.
c. Dukung belajar, bagi mereka yang tidak bisa mengajar bisa menyumbang flashdisk, untuk diisi materi pelajaran dari inibudi.org.
"Dan kami kirim ke sekolah-sekolah di pelosok yang belum terjangkau internet," jelasnya.
d. Sahabat inibudi, volunteer atau sukarelawan yang bisa membantu pembuatan video seperti menjadi videographer atau editor, membuat materi, pemateri workshop, pembagi flashdisk dan sebagainya.
"Jumlah video kami sampai saat ini 460-an video, sepekan kami upload 5 video, sehingga sebulan 20 video. Kalau ada sekolah yang tak punya akses internet, biasanya minta dikirim materi melalui flashdisk atau CD," tutur Wilita.
Feedback juga diterima pihaknya melalui komentar-komentar di YouTube. Adakalanya para pengguna itu menagih-nagih video episode selanjutnya.
"Kami dapati yang mendownload video kami rata-rata berusia 18-35 tahun. Mungkin bukan muridnya sendiri, kakak atau orangtuanya, atau guru-guru muda. Kami juga kerjasama dengan Indonesia mengajar. Kemudian pelajaran matematika fisika kimia itu juga tinggi peminatnya, dan mayoritas masih dari Jawa dan Sumatera," tuturnya. (nwk/mad)












































anakbertanya.com
Hendra Gunawan (dok.pribadi)
Wilita (dok.pribadi)