Aksi yang diklaim sebagai yang terbesar sejak aksi tuntutan reformasi 1998 ini disebut rektorat hanya simulasi. Mahasiswa menyebut Rektor telah berbohong.
Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati, PhD dikepung mahasiswa untuk memberikan klarifikasi. Rektor mengatakan bahwa aksi mahasiswa adalah simulasi dalam berpolitik. Melalui aksi demo mahasiswa dilatih untuk memilih isu yang tepat, bagaimana menggerakkan masa, cara memprovokasi dan mengacaukan situasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ke depan mereka ini kan menjadi pemimpin bangsa, pemimpin DPR, MPR, presiden, menteri. Jadi harus dilatih sejak awal, nah cara latihannya seperti ini. UGM sebagai wahana untuk training, melatih cara berpolitik praktis," kata Dwikorita kepada wartawan di Balairung UGM.
Dalam simulasi demo ini, ada pembimbing yang sedang mengawasi dan mengevaluasi apa saja yang sudah bagus dan apa yang masih kurang. Ini adalah cara UGM sebagai ibu yang memiliki kasih sepanjang masa untuk menciptakan generasi yang beradab, bersusila, dan bertatakrama.
Sementara negosiator aksi, Umar Abdul Aziz, membantah pernyataan pihak Rektorat yang menyebut aksi mahasiswa hanya simulasi. Ia menegaskan aksi ini adalah murni dari mahasiswa dan tidak ada mobilisasi dari rektorat.
"Kami tidak tau, apa yang menjadi dasar rektorat mengatakan ini adalah geladi atau simulasi. Aksi ini benar-benar untuk mengubah UGM menjadi lebih baik. Bukan mobilisasi rektorat, ini murni," kata Umar Abdul. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini